Diberdayakan oleh Blogger.

about

Pengikut

RSS
Container Icon

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Maslah
Tiap masyarakat memilki pandangan yang relatif berbeda tentang waktu yang mereka jalani, karena sejarah manusia dilihat sebagai sebuah proses perjalanan dalam sebuah garis waktu sejak zaman dulu, zaman sekarang dan zaman yang akan datang.
Waktu menurut  Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian.
Kita mengalami pergantian siang dan malam, mengagumi lukisan bintang–bintang dilangit yang berganti–ganti, mengalami pergantian musim, bulan berubah–ubah bentuk nya, perbedaan siang dan malam di belahan bumi lain serta pasang dan surutnya air laut. Namun sering kali kita tidak menyadari bahwa semua itu merupakan fenomena dari  gerak bumi dan benda–benda lain yang mengelilinginya seperti bulan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja musim yang ada di belahan dunia?
2.      Mengapa terjadi perbedaan siang dan malam?
3.      Bagaimana terjadinya pasang surut air laut?
4.      Mengapa Greenwich dapat sebagai patokan waktu di dunia?
5.      Bagaimana pembagian waktu di Indonesia?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui di berbagai musim belahan dunia
2.      Mengetahui terjadinya perbedaan siang dan malam
3.      Mengetahui bagaimana terjadinya pasang surut air laut
4.      Menjelaskan Greenwich sebagai patokan waktu di dunia
5.      Mengetahui penjabaran pembagian waktu di Indonesia

BAB II
WAKTU DAN PEMBAGIANNYA

A.    Musim Diberbagai Belahan Dunia
Musim adalah peristiwa yang terjadi pada setiap tahun ketika kondisi cuaca sedang terjadi dalam wilayah tertentu dalam jarak tertentu. Periode ini terjadi kurang lebih tiga bulan, disebut musim semi, panas, musim gugur dan musim dingin. Peristiwa ini disebabkan oleh kemiringan poros rotasi bumi terhadap bidang orbitnya terhadap Matahari, yang membuat beberapa daerah menerima jumlah yang berbeda dari sinar matahari pada waktu yang berbeda setiap tahun karena panjang hari dan berbeda intensitas sesuai dengan inklinasi matahari di atas cakrawala (karena cahaya harus melewati atmosfer yang lebih atau kurang).
Di daerah ekuator bumi (yang berada pada paralel 0° khatulistiwa) terdapat dua musim yakni: musim kemarau dan musim hujan, karena pada wilayah tersebut memliki curah hujan yang tinggi, namun suhunya tidak berbeda jauh dari daerah-daerah lain yang berada pada 7° yang memiliki empat perubahan musim. Ada empat metode utama untuk membagi musim yaitu :
1)      Metode astronomi, berdasarkan kejadian astronomi yang berhubungan dengan posisi bumi dari matahari,
2)      Metode meteorologi, berdasarkan kejadian iklim, khususnya suhu,
3)      Metode fenologi, berdasarkan kegiatan yang terkait dengan perubahan di alam dari waktu ke waktu (fauna dan flora).
4)      Metode tradisional Asia/Irlandia, berdasarkan sinar matahari atau radiasi matahari.
Di antara planet yang berbeda dari tata surya sebagai Mars, Saturnus dan Uranus memiliki kecenderungan sumbu rotasi tinggi mereka seperti dalam kasus dua yang pertama ke bumi dan sampai 98° untuk Uranus. Saat ini telah mampu mempelajari siklus musim di Mars (mirip dengan Bumi) dan memahami siklus musiman luas Uranus. Musim padat Saturnus tampaknya tidak memiliki efek musiman yang signifikan meskipun efek musiman mungkin penting dalam generasi badai dan awan metana dalam nya bulan Titan, bulan Saturnus hanya dengan musim yang luar biasa.
Revolusi Bumi adalah gerak Bumi pada orbitnya mengelilingi matahari. Bidang orbit Bumi mengelilingi matahari disebut eliptika. Selama mengitari matahari, poros bumi selalu miring 23,5o terhadap garis yang tegak lurus. Orbit planet – planet lain tidak sebidang dengan eliptika disebut inklinasi.
Revolusi bumi dan kemiringan poros bumi terhadap ekliptika mengakibatkan terjadinya pergantian musim sepanjang tahun di daerah iklim sedang.
Sumber: belajaripasdferialpam.blogspot.com

Pada permulaan musim semi dan gugur ketika semua waktu malam sama, tidak satupun kutub bumi mengarah ke matahari . Siang dan malam hari adalah sama di seluruh penjuru dunia. Musim panas dengan waktu siang harinya yang lebih panjang dan udaranya lebih panas, disebabkan oleh sumbu yang mengarahkan satu kutubnya ke matahari. Maka dibelahan bumi matahari mencapai titik yang lebih tinggi dilangit pada waktu tengah hari. Ia lebih lama di horizon, terutama di daerah –daerah yang dekat kutub dimana matahari dapat dilihat bahkan pada waktu tengah malam. Sinar matahari juga terasa lebih kuat di musim panas dari pada dimusim dingin, karena dikonsentrasikan di atas permukaan daerah yang lebih kecil.
Dalam revolusi Bumi dari 21 Maret sampai 21 Juni, kutub utara makin condong ke arah Matahari, sebaliknya kutub selatan makin menjauh dari matahari. Ini menyebabkan belahan bumi utara mengalami musim semi (spring) dan belahan bumi selatan mengalami musim gugur (autum), pada tanggal 21 Juni Matahari berada di GBU dan kutub utara menghadap ke Matahari. Belahan bumi utara mendapat pemanasan lebih besar dari belahan Bumi selatan, sehingga di belahan Bumi utara mengalami puncak musim panas dan sebaliknya di belaha bumi selatan akan mengalami musim dingin. Sedangkan pada tanggal 23 September sampai 22 Desember, kutub utara menjauhi Matahari dan sebaliknya belahan bumi selatan mendekati matahari. Dalam periode ini belahan Bumi utara akan mengalami musim dingin (winter) dan belahan bumi selatan akan mengalami musim panas (summer).
Sumber: rahma-ampel.blogspot.com
Gambar 1. Koordinat langit dan titik-titik equinox.
Kemiringan sumbu rotasi Bumi menyebabkan terjadinya perbedaan musim di Bumi. Saat Matahari berada di utara, maka Bumi Bagian Utara mengalami musim panas. Puncak musim panas di Bumi Bagian Utara terjadi pada bulan Juni. Matahari berada di titik paling Utara pada tanggal 21 Juni. Pada saat itu Matahari memiliki sudut deklinasi maksimum +23.5° atau juga disebut ‘summer solstice’. Kemudian Matahari akan bergerak ke Selatan dan berada di garis ekuator pada tanggal 21 Maret. Sudut deklinasi Matahari 0°, saat itu Matahari berada di titik musim gugur atau vernal equinox. Pada tanggal 21 Desember Matahari berada di titik musim dingin atau winter solstice, sudut deklinasi -23.5° , artinya Matahari berada di titik paling Selatan. Selanjutnya Matahari akan kembali bergerak ke utara dan mencapai ekuator pada tanggal 21 September yang disebut titik musim semi atau autumn equinox.
            Penamaan titik-titik istimewa itu disesuaikan dengan musim di Bumi Bagian Utara. Musim yang berlangsung di Bumi Bagian Selatan merupakan kebalikan dari musim di Bumi Bagian Utara. Contohnya pada bulan Desember di Australia sedang terjadi musim panas, sementara di Kanada musim dingin. Pada musim panas, siang di sebuah tempat akan lebih panjang daripada malam. Contohnya di Eropa Utara, panjang siang bisa lebih dari 15 jam, sedangkan malam cuma 9 jam. Di Denmark, pada musim panas Matahari masih tampak terang padahal sudah jam 9 malam. Semakin tinggi lintang sebuah tempat, baik di Utara mau pun di Selatan, maka perbedaan waktu siang dan malam di setiap musim akan terasa. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 2.
Sumber: rahma-ampel.blogspot.com
Gambar 2. Garis edar Matahari pada musim panas dan musim dingin. Garis putus-putus adalah garis edar Matahari di atas horizon pengamat.
Bagi orang yang tinggal di daerah ekuator, perbedaaan tidak terlalu terasa. Perbedaan panjang siang dan malam tidak akan mencapai lebih dari setengah jam. Pulau Jawa berada di belahan Bumi Bagian Selatan tapi tidak terlalu jauh dari ekuator, yaitu sekitar 6 – 8° LS. Panjang siang maksimum akan dialami saat Matahari bergerak dari ekuator ke Selatan, selama kurang lebih sebulan setelah tanggal 21 September. Kemudian setelah dari titik paling Selatan pada bulan Desember, Matahari akan kembali ke ekuator pada tanggal 21 Maret. Panjang siang maksimum kembali terjadi selama kurang lebih sebulan sebelum titik musim gugur. Saat panjang siang maksimum ini, berarti Matahari terbit lebih cepat dan tenggelam lebih lama dari waktu rata-rata. Akibatnya pada jam 5 pagi sudah terang dan pada jam 6 sore masih terang juga. Periode panjang siang maksimum terjadi antara bulan Oktober dan Februari.
            Dengan demikian saat Matahari berada di utara, yaitu sebelum dan sesudah bulan Juni, panjang siang lebih pendek daripada malam. Akibatnya, jam 5.30 baru terang dan jam 6 sore pun sudah agak gelap. Sedangkan pada tanggal di mana Matahari tepat berada di ekuator, yaitu tanggal 21 Maret dan 21 September, panjang siang dan malam di semua tampat akan sama, yaitu 12 jam.
Sumber: yohanessurya.com
Gambar 3. Pada bulan Juni, Bumi bagian Utara mendapat cahaya Matahari lebih banyak. Pada bulan Desember Bumi bagian Selatan mendapat cahaya Matahari lebih banyak.

Di dunia ada empat pembagian musim, yaitu:
a.      Musim Semi
Di belahan utara terjadi antara bulan Februari hingga April. Di belahan Selatan terjadi antara bulan Agustus hingga Oktober. Ciri-ciri terjadi musim Semi ialah : Tumbuhan yang rontok akibat salju berubah menjadi indah. Hawa di musim semi 60% panas dan 40 % dingin. Hewan yang ada di musim itu sering bermunculan dari sarangnya dan melakukan aktivitasnya. Dan sering juga mengalami cuaca hujan.

Sumber: japansjump.wordpress.com

b.      Musim Panas
Dibelahan utara terjadi antara bulan Mei hingga Juli. Di belahan Selatan terjadi antara bulan November hingga Januari. Ciri-ciri terjadinya musim Panas ialah : Tumbuhan yang indah berubah menjadi tumbuhan biasa. Hawa di musim panas 80% panas dan 20% dingin. Hewan yang ada di musim itu melakukan aktivitasnya. Dan terkadang akan terjadinya badai angin yang kencang dan juga hujan yang adda di musim tersebut.
Sumber: anneahira.com

c.       Musim Gugur
Dibelahan utara terjadi antara bulan Agustus hingga Oktober. Dibelahan Selatan terjadi antara bulan Februari hingga April. Ciri-ciri terjadinya musim Gugur ialah: Tumbuhan yang biasa berubah menjadi layu dan mulai rontok. Hawa di musim gugur 60% dingin dan 40 % panas. Hewan yang ada di musim itu memulai persiapan untuk kembali ke sarangnya. Dan terkadang dalam musim gugur terjadi cuaca yang seakan akan gelap dan suasan warna di musim itu sedikit berwarna orange.

Sumber: en.wikipedia.org

d.      Musim Dingin
Dibelahan utara terjadi antara bulan November hingga Januari. Dibelahan selatan terjadi antara bulan Mei hingga Juli. Ciri-ciri terjadinya musim dingin ialah : Tumbuhan yang biasanya sudah mulai rontok dan gundul sekarang sudah mulai menjadi ditimbuni salju-salju. Hawa di musim dingin 80% dingin dan 20 % panas. Hewan yang ada di musim itu tertidur di sarangnya atau melakukan aktivitasnya di dalam sarang. Dan seringnya di musim tersebut sering terjadi hujan salju dan terkadang terjadi badai salju.

Sumber: foto.detik.com

B.     Perbedaan Siang dan Malam
Bumi merupakan planet, secara urut planet-planet yang terdekat dari matahari adalah Mercurius, Venus, bumi Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan Pluto. Bumi beredar menurut sumbernya dengan kala rotasi 27,9 jam dan jarak bumi matahari ± 150 juta km. 
Sumber: aditgeoholic.blogspot.com

Gerakan rotasi bumi ini akan mempengaruhi keadaan cuaca dipermukaan bumi, misalnya terjadi siang dan malam, dengan pergantian waktu ± 12 jam, untuk daerah diantara 23,50 Lintang Utara dan Selatan, dan ± 6 bulan untuk daerah-daerah disekitar kutub Utara dan Selatan, dari tanggal 21 Maret s/d 21 September di daerah kutub Utara mengalami siang hari dan di daerah kutub Selatan mengalami malam hari, dari tanggal, 21 September s/d 21 Maret di daerah kutub Utara mengalami malam hari dan di daerah kutub Selatan mengalami siang hari. 
Bumi beredar mengelilingi matahari dengan kala revolusi 365,25 hari (1 tahun) kearah anti clockwise (berlawanan arah jarum jam) dan dengan kecepatan edar rata-rata 18,5 mil/detik. Oleh karena ekliptika berbentuk elips, maka matahari merupakan salah satu titik pusatnya, jadi jarak bumi matahari tidak selalu tetap melainkan berubah-ubah.
Titik Perihelium ialah dimana bumi beredar terdekat dengan matahari, terjadi pada tanggal 21 Desember. Titik Aphelium ialah titik dimana bumi berada terjauh dengan matahari, terjadi pada tanggal 21 juni. Karena revolusi bumi dan miringnya sumbu bumi terhadap ekliptika sebesar 66,50 mengakibatkan terjadinya perubahan musim didaerah yang terletak antara 23,50 Utara s/d Kutub Utara dan 23,50 Selatan s/d daerah Kutub Selatan.
Bumi melakukan beberapa gerak yang alami, yaitu gerak rotasi dan revolusi. Perputaran bumi mengelilingi matahari disebut revolusi, Gerak rotasi bumi merupakan gerak berputarnya bumi pada porosnya (sumbu). Gerakan rotasi ini menyebabkan daerah sepanjang equator bergerak cepat, sedangkan di daerah kutub hampir-hampir tidak mengalami pergerakan. Bumi yang berbentuk bulat mengalami perubahan bentuk akibat gerakan rotasi yang dilakukan. Bentuk ini disebabkan rotasi bumi yaitu perputaran bumi pada porosnya. Gerak rotasi bumi terjadi dari arah barat ke timur. Jika dilihat dari kutub utara, rotasi bumi memiliki arah berlawanan arah jarum jam. Sedangkan jika dilihat dari arah kutub selatan arah rotasi bumi searah dengan arah jarum jam. Poros (sumbu) bumi merupakan garis khayal yang menandakan sumbu rotasi dari bumi, yang melalui kutub utara dan kutub selatan. Poros bumi tidaklah tegak lurus, tetapi mengalami kemiringan sebesar 23,5 dari garis tegaknya.
Waktu rotasi bumi dalam satu putaran adalah 23 jam 56 menit. Akibat dari rotasi bumi, menimbulkan beberapa gejala alam seperti
a.      Terjadinya pergantian siang dan malam,
b.      Perbedaan waktu di berbagai tempat di muka bumi,
c.       Gerak semu harian bintang,
d.      Perbedaan besar gaya gravitasi di berbagai tempat di bumi, dan
e.       Terjadinya pembelokan arah angin.
Setiap hari kita mengalami perputaran siang dan malam dan seringkali kita hanya menjalani aktivitas kita tanpa pernah ingin tahu bagaimana prosesnya. Perputaran waktu bagi manusia adalah bagian dari perjalanan hidup manusia di Bumi. Siang terjadi kala Matahari terbit dan malam menjelang ketika sang surya masuk ke peraduannya.
Rotasi Bumi pada porosnya menyebkan terjadinya siang dan malam, dan perputaran Bumi pada porosnyalah yang menyebabkan terjadinya siang dan malam, karena bumi kita adalah salah satu planet yang mengitari Matahari dan ia juga mengitari dirinya sendiri. Bumi membutuhkan waktu 24 jam untuk menyelesaikan perputaran pada porosnya, dan inilah yang dikenal sebagai 1 hari bagi manusia.
Selama 24 jam waktu Bumi berputar mengitari porosnya, ada kalanya sebagian wajah Bumi berhadapan dengan Matahari dan inilah area yang mengalami siang.  Dan kemudian seiring dengan perputaran Bumi, wajah yang tadinya berhadapan dengan Matahari kemudian berputar dan membelakangi Matahari sehingga sisi wajah Bumi yang tidak disinari Matahari ini mengalami malam hari.
Pada kenyataannya ini disebabkan oleh perputaran Bumi.  Matahari tampak terbit di Timur karena Bumi bergerak ke arah timur dan menuju ke barat ketika Matahari tampak terbenam. Jika dilihat dari Kutub Utara, maka perputaran Bumi ini tampak berlawanan arah jarum jam dan kita akan melihat kalau siang dan malam menyapu bola Bumi dari Timur ke Barat.
Kita tahu bahwa Bumi berputar pada porosnya dan perputaran itu menyebabkan terjadinya siang dan malam. Tapi, poros atau sumbu Bumi ini ternyata memiliki kemiringan 23,5º. Sudut kemiringan tersebut dihitung dari perpotongan bidang ekuatorial Bumi dan bidang orbit Bumi terhadap Matahari.  Kemiringan poros Bumi ini juga memberi pengaruh pada musim di Bumi dan menyebabkan terjadinya perubahan musim (panas, dingin, gugur dan semi).
Ketika Bumi bergerak mengelilingi Matahari, porosnya ini akan mengarah ke titik yang sama di angkasa. Di bola langit, titik itu berada dekat  dengan Polaris si Bintang Utara. Artinya akan ada saat dimana salah satu belahan Bumi yang 23,5º lebih dekat ke Matahari atau lebih jauh dari Matahari. Bumi mengitari Matahari selama 365,25 hari atau 1 tahun.
Ada saatnya ketika kutub utara Bumi kemiringannya lebih dekat ke Matahari dan pada saat ini bumi belahan utara lebih banyak mendapat sinar Matahari. Tanggal 20 atau 21 Juni merupakan titik balik musim panas atau summer solstice yang menandai awal musim panas di Belahan Bumi Utara sekaligus siang terpanjang di belahan utara atau titik musim dingin bagi belahan selatan.  Sementara di kutub selatan, kemiringan poros Bumi menempatkannya menjauh dari Matahari sehingga di area ini mengalami musim dingin dengan siang yang lebih pendek.
Pada bulan Desember, kemiringan kutub utara justru menjauh dari Matahari dan kali ini giliran kutub selatan yang lebih dekat ke Matahari sehingga area belahan selatan mengalami musim panas dan mengalami siang yang panjang. Sedangkan di Utara mengalami sebaliknya yakni musim dingin dengan panjang siang yang pendek. Titik balik musim dingin atau winter solstice bagi Bumi belahan utara biasanya terjadi tanggal 21 atau 22 Desember yang sekaligus juga menjadi titik balik musim panas bagi belahan selatan.
Dua kali dalam setahun, 21 Maret dan 23 September, saat Matahari di Ekuinoks (perpotongan dua garis ekliptika dan ekuator langit),  maka lamanya siang dan malam akan sama yaitu masing-masing 12 jam. Ketika di ekuinoks, poros Bumi tidak mengarah ke Matahari. Titik balik musim semi atau vernal equinox di Bulan Maret juga merupakan penanda transisi dari malam selama 24 jam ke siang selama 24 jam di kutub Utara.
Dan titik balik musim gugur atau autumnal equinox di bulan September menjadi penanda kutub utara akan memasuki malam yang panjang ketika Matahari tidak pernah terbit sedangkan di kutub selatan akan mengalami masa sebaliknya yakni ketika Matahari tidak pernah tenggelam.

C.    Pasang Dan Surut Air Laut
Pasang surut air laut adalah suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi, dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil.
Pembentukan pasang surut air laut diakibatkan oleh gaya pembangkit pasang surut. Gaya pembangkit pasang surut ini disebabkan adanya Resultan dari gaya tarik bulan dan gaya centrifugal. Secara keseluruhan gaya tarik bulan diimbangi oleh gaya centrifugal. Namun disetiap titik tidak selalu gaya tarik bulan diimbangi oleh gaya centrifugal. Keseimbangan kedua gaya inilah yang membuat bumi dan bulan tetap berada posisinya masing-masing seperti gambar di bawah ini:
Sumber: lmcuinjakarta.blogspot.com

Secara umum, pasang surut laut disebabkan oleh gravitasi bulan. Medan gravitasi bulan akan mencoba menarik bumi, akan tetapi bumi dapat menahan medan itu kecuali air laut. Benda langit lainnya (seperti matahari) juga memberikan medan gravitasinya sendiri, akan tetapi nilainya tidak sebesar yang dihasilkan oleh bulan. Dalam sebulan, variasi harian dari rentang pasang laut berubah secara sistematis terhadap siklus bulan. Rentang pasang laut juga bergantung pada bentuk perairan dan konfigurasi lantai samudera.
Pasang laut merupakan hasil dari gaya gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi (bumi). Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, namun gaya gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari kebumi. Gaya gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari. Lihatlah gambar dibawah ini:
Sumber: rahma-ampel blogspot.com
Gambar: Gaya Grafitasi Bulan dan Matahari

Kombinasi dari medan gravitasi bulan dan matahari menghasilkan dua buah fenomena yang terjadi secara siklik. Mereka adalah Spring Tide dan Neap Tide:

Sumber: lmcuinjakarta.blogspot.com



a.       Spring Tide
Ini terjadi saat bulan dan matahari berada pada satu garis lurus dan efek gravitasinya saling menumpuk. Ini akan membuat efek pasang-surut yang terjadi menjadi besar. Ini terjadi saat bulan muda dan bulan purnama
b.      Neap Tide
 Ini terjadi saat bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku. Ini akan membuat efek gravitasi yang dirasakan oleh bumi menjadi minimal. Neap Tide terjadi saat bulan setengah diterangi.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut berdasarkan  teori kesetimbangan adalah rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap matahari, revolusi bumi terhadap matahari. Sedangkan berdasarkan teori dinamis adalah kedalaman dan luas perairan, pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis), dan gesekan dasar. Selain itu juga terdapat beberapa faktor lokal yang dapat mempengaruhi pasut disuatu perairan seperti, topogafi dasar laut, lebar selat, bentuk teluk, dan sebagainya, sehingga berbagai lokasi memiliki ciri pasang surut yang berlainan.
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak.  Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi.  Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut
Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, yaitu sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari. Bulan dan matahari keduanya memberikan gaya gravitasi tarikan terhadap bumi yang besarnya tergantung kepada besarnya masa benda yang saling tarik menarik tersebut. Bulan memberikan gaya tarik (gravitasi) yang lebih besar dibanding matahari.  Hal ini disebabkan karena walaupun masa bulan lebih kecil dari matahari, tetapi posisinya lebih dekat ke bumi. Gaya-gaya ini mengakibatkan air laut, yang menyusun 71% permukaan bumi, menggelembung pada sumbu yang menghadap ke bulan.  Pasang surut terbentuk karena rotasi bumi yang berada di bawah muka air yang menggelembung ini, yang mengakibatkan kenaikan dan penurunan permukaan laut di wilayah pesisir secara periodik.  Gaya tarik gravitasi matahari juga memiliki efek yang sama namun dengan derajat yang lebih kecil. Daerah-daerah pesisir mengalami dua kali pasang dan dua kali surut selama periode sedikit di atas 24 jam.

D.    Greenwich Sebagai Patokan Waktu di Dunia
Jutaan orang kini dapat melakukan perjalanan dengan system transportasi modern. Perjalanan jarak jauk dari Timur ke Barat atau sebaliknya berarti melintasi 24 zona waktu. Patokan zona waktu duni adalah waktu Greenwich atau GMT (Greenwich Mean Time).
Pada akhir 1870’an ahli perkeretaapian Kanada Sir Sandford Fleming mengusulkan penentuan waktu standar Dunia. Byumi dibagi menjadi 24 zona waktu, masing-masing setiap 15.bujur. selisih waktu antar zona yang saling berdekatan adalah 1 jam. Didalam setiap zona waktu semua jam di-set pada waktu yang sama.
Pada sisi yang berlawanan dari meridian Greenwich terbentang garis waktu internasional. Garis semu ini membagi dua wilayah kalender. Seseorang yang bebergian ke timur menyeberangi garis kalender dan akan kembali ke hari sebelumnya. Jika seseorang bergerak ke barat menyeberangi garis tersebut, orang itu tiba pada hari berikutnya. Garis zona waktu memanjang dari Kutub Utara ke Kutub Selatan. Pada garis bujur 180.
Pembagian waktu dunia menggunakan beberapa pedoman sebagi berikut :
a.      Pedoman awal, yaitu waktu Greenwich atau GMT (Greenwich Mean Time) yang terletak pada garis bujur 0.
b.      Wilayah di sebelah timur garis bujur 0 atau belahan Bumi Timur waktu GMT maju beberapa jam.
c.       Wilayah di sebelah barat garis bujur 0 atau belahan Bumi Barat waktu GMT berkurang beberapa jam.
d.      Setiap 15 garis bujur mempunyai selisih waktu 1 jam atau 60 menit.
GMT atau Greenwich Mean Time, atau "Waktu Greenwich", adalah rata-rata waktu surya seperti yang dilihat dari Royal Greenwich Observatory (Observatorium Kerajaan di Greenwich), yang terletak di dekat London, Inggris, yang melalui konvensi dikenal terletak di 0 derajat garis bujur. Secara teori, tengah hari GMT adalah saat di mana matahari melewati Meridian Greenwich (dan mencapai titik tertinggi di langit di Greenwich). Karena bumi memiliki kecepatan yang tidak teratur dalam orbit lonjongnya, kejadian ini (tengah hari di Greenwich) bisa 16 menit berbeda dari waktu matahari nyata (apparent solar time) (perbedaan ini dikenal sebagai persamaan waktu). Namun tengah hari Greenwich ini diambil rata-ratanya sepanjang tahun, dengan menggunakan waktu matahari. Dengan berkembangnya Britania Raya sebagai negara maritim, para pelaut mencocokkan jam mereka ke waktu GMT, untuk mengukur jauhnya lokasi bujur mereka dari "meridian Greenwich". Ini tidak mempengaruhi jam di atas kapal sendiri, yang mana menggunakan waktu matahari. Fenomena ini, digabungkan dengan pelaut-pelaut dari negara lain yang menggunakan metode Nevil Maskelyne untuk mengukur jarak bulan berdasarkan pengamatan di Greenwich, akhirnya menuju penggunaan GMT sebagai referensi waktu di seluruh dunia. Walau tidak mempengaruhi waktu di tempat, hampir semua zona waktu berdasarkan referensi ini dihitung sebagai beberapa jam (atau setengah jam) lebih cepat atau lebih lambat dari GMT.
Penetapan Kota Greenwich sebagai mula perhitungan waktu, menurut geolog Mesir Dr Zaglur Najjar yang juga dosen ilmu bumi di Wales University, Inggris, tidak terlepas dari pengaruh Inggris pada kala itu yang merupakan kekuatan kolonial super power dunia.
Pada masa itu, hampir semua wilayah di dunia ini berada di bawah kekuasaan Inggris. Pengaruh Inggris terhadap negara-negara bekas jajahannya hingga kini bisa dilihat dengan adanya perkumpulan negara-negara persemakmuran Inggris (Commonwealth). Dari Greenwich-lah, bumi dibagi menjadi garis-garis bujur imajiner. Setiap 15 derajat sama dengan satu jam. Dan, setiap 15 derajat dari sana dihitung berbeda satu jam dalam hitungan 24 jam. Perhitungan hari dan penanggalan internasional pun bermula dari bujur yang berjarak 180 derajat dari Greenwich.
Perbedaan waktu setiap belahan bumi juga bisa dihitung berdasarkan posisi kita di garis bujur. Karena satu putaran bumi itu memakan waktu 24 jam, perbedaan waktu satu jam adalah pada 360 derajat/24 = 15 derajat garis bujur. Artinya, setiap tempat yang memiliki perbedaan posisi bujur sebesar 15 derajat akan memiliki perbedaan waktu satu jam. Inilah pembagian zona yang dirintis oleh orang Kanada, Sir Stanford Fleming (1827-1915). Sebagai contoh, Indonesia dari Greenwich terletak di 95 derajat bujur timur (BT) sampai 141 derajat BT. Jika dihitung dari garis nol derajat (Greenwich), posisi di 95 derajat BT ini memiliki perbedaan waktu sebanyak 95 derajat/15 derajat = tujuh jam lebih awal dari waktu di Greenwich. Jika di London tepat tengah malam, di Jakarta adalah sudah pukul 7 pagi atau bisa juga disebut saat itu waktu di Jakarta adalah pukul 0 GMT. Akibat posisi Indonesia yang terbentang dari 95 derajat BT hingga 141 derajat BT, Indonesia pun terbagi menjadi tiga zona waktu yang masing-masing berbeda satu jam. Yaitu, Waktu Indonesia bagian Barat (WIB), Waktu Indonesai bagian Tengah (WITA), dan Waktu Indonesia bagian Timur (WIT). Namun, kadang ada negara yang tetap menggunakan patokan waktu berdasarkan kepentingannya. Misalnya, Singapura. Negara ini secara geografis masuk dalam wilayah Indonesia bagian barat, namun perhitungan waktunya adalah mengikuti aturan Indonesia bagian tengah. Hal ini disebabkan Singapura menyesuaikan zona waktu dengan Hongkong demi keseragaman waktu perekonomiannya.
Penetapan Greenwich Mean Time (GMT) tidak lepas dari sejarah ditetapkan kota tersebut oleh Royal Observatory pada tahun 1675 untuk keperluan navigasi pelayaran kerajaan Inggris. Belum ada keterangan, apakah negara-negara lain diluar Inggris saat itu juga menggunakan waktu standar ala Britania raya. Seiring dengan penguasaan laut oleh kerajaan Inggris, standar waktu dunia mulai menyebar dan dipakai di beberapa negara. Namun demikian, kebutuhan mendesak perlunya standar waktu dunia, termasuk di Inggris juga berangkat dari berkembangnya jaringan Kereta Api.
Tetapi pada akhir-akhir ini ada sebuah wacana bahwa patokan waktu dunia akan diganti menjadi di Makkah. Seorang ilmuwan keturunan Palestine bernama Yasin As-Syauk menemukan bahwa Makkah ternyata merupakan poros bumi, dan hendaknya inilah tempat yang berhak menjadi tempat penentuan waktu dunia menggantikan kota Greenwich. Ini memperkuat penemuan-penemuan para Ilmuwan sebelumnya tentang hal serupa.
Bulan April 2010 bertempat di Doha, Qatar, berlangsung hajatan ilmiah penting bagi dunia Islam. Sejumlah ilmuwan dan ulama Islam berkumpul, mendiskusikan kemungkinan mengalihkan perhitungan waktu yang sudah baku selama ini, dari mengacu pada Greenwich Mean Time (GMT) sebagai meridian nol, berganti menjadikan Makkah sebagai awal mula perhitungan waktu.
Konferensi ilmiah yang dibuka oleh Dr. Yusuf Qaradhawi itu bertajuk: ”Makkah Sebagai Pusat Bumi, Antara Praktik dan Teori”. Selain Yusuf Qaradhawi, hadir pula sebagai pembahas geolog Mesir, Dr. Zaglur Najjar, yang juga dosen ilmu bumi di Wales University, Inggris; dan saintis yang memelopori jam Makkah, Ir Yaseen Shaok.
Terkait Mekah sebagai pusat bumi, DR. Zaglul Najjar, dosen ilmu bumi di Wales University di Inggris mengatakan hal itu memang benar berdasarkan penelitian saintifik yang dilakukan oleh DR. Husain Kamaluddin bahwa ternyata Mekah al-Mukarramah memang menjadi titik pusat bumi. Hasil penelitian itu dipublikasikan oleh The Egyptian Scholars of The Sun and Space Research Center yang berpusat di Kairo itu. Penemuan ini sekaligus menggambarkan peta dunia baru, yang dapat menunjukkan arah Mekah dari kota-kota lain di dunia.
Sumber: ustadzrofii.files.wordpress.com
Makkah, tempat Ka’bah berada, disimpulkan merupakan pusat bumi. Ini sekaligus membuktikan bahwa bumi berkembang dari Makkah. Sebagaimana lazim diketahui, setiap tahun jutaan umat Islam sedunia mendatangi Ka’bah di Makkah untuk melaksanakan haji. Dalam salah satu prosesi thawaf, jutaan umat Islam mengelilingi Ka’bah, dengan arah berlawanan jarum jam. Arah itu bertentangan dengan lazimnya perputaran waktu sesuai perhitungan Greenwich.
Pembuktian bahwa Kabah merupakan poros bumi dapat kita buktikan dengan adanya zero magnetism area pada kutub utara dan selatan bumi ini. Di tempat itulah sebuah kompas tidak akan menunjukkan arah utara karena telah berada di zero magnetism area.
Seseorang yang tinggal lama di Makkah dan senang melakukan thawaf (mengelilingi kabah) akan lebih sehat, karena tidak banyak dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. Jadi sholat yang menghadap kiblat ini bukanlah untuk menyembah Ka’bahnya atau untuk memanifestasikan bentuk fisik Tuhan tetapi karena di sanalah letak poros bumi. Tempat dimana bumi berpusat dan umat Islam menjadikannya sebagai acuan tempat untuk menentukan arah sholatnya di seluruh dunia.
E.     Pembagian Waktu di Indonesia
Sejarah Pembagian wilayah waktu di Indonesia dimulai dengan terbitnya Keputusan Presiden RI. No.243 Tahun 1963 yang membagi Indonesia dalam 3 (tiga) wilayah waktu dan berlaku mulai 1 Januari 1964. Prinsip yang digunakan dalam pembagian wilayah waktu tersebut adalah :
1.      Menuju kebentuk peraturan yang sesederhana mungkin.
2.      Waktu Matahari sejati jangan sampai berbeda terlalu besar dengan waktu tolok, terutama bagi kota-kota besar/penting.
3.      Batas wilayah jangan sampai membelah suatu propinsi dan pulau.
4.      Memperhatikan faktor - faktor agama, politik, kegiatan masyarakat dan ekonomi, kepadatan penduduk, lalu lintas/perhubungan, sosio-psikologis serta perkembangan pembangunan.
Pembagian wilayah waktu di Indonesia pada saat itu oleh beberapa pihak dirasakan sudah kurang tepat lagi sehubungan dengan perkembangan pembangunan seta kegiatan ekonomi yang makin mengingkat. Sebagai contoh kota Pontianak dan kota Tegal yang terletak dalam bujur yang sama, ternyata berbeda wilayah waktunya , yaitu Pontianak masuk dalam wilayah Waktu Indonesia Tengah dan Tegal Waktu Indoensia Barat. Demikian pula dengan Denpasar yang masuk dalam wilayah Waktu Indonesia Barat, sedangkan Banjarmasin dalam wilayah Waktu Indonesia Tengah.Maka akhirnya berdasarkan berbagai pertimbangan, maka diputuskan perubahan melalui Kep.Pres RI No.41 Tahun 1987 dan berlaku mulai 1 Januari 1988 jam 00.00 WIB.
Gambaran mengenai pembagian daerah waktu dapat dilihat di globe atau peta. Garis-garis yang terdapat pada Globe disebut garis bujur dan garis lintang. Garis lintang disebut juga garis paralel, sedang kan garis bujur juga disebut garis meridian. Garis lintang adalah garis khayal yang melingkari bumi. Garis lintang membelah bumi menjadi belahan bumi utara, dan belahan bumi selatan. Garis lintang disebut juga garis khatulistiwa. Garis lintang yang terdapat dibelahan bumi bagian utara disebut garis lintang utara atau LU, sedangkan garis lintang yang terdapat dibelahan bumi bagian selatan disebut dengan baris lintang selatan atau LS. Garis bujur atau meridian adalah garis khayal membujur yang membelah bumi menjadi belahan barat atau belahan timur. Belahan ini berbusat pada garis bujur 0º. Garis bujur 0º  ini melalui kota Greenwich dekat London, Ingris. Garis bujur yang terdapat disebelah Barat kota Greenwich disebut garis bujur  barat atau BB. Sedangkan garis bujur yang terdapat disebelah timur kota Greenwich disebut garis bujur timur atau BT. Garis Bujur Barat membagi setiap daerah waktu dari 0º-180º  dengan perbedaan waktu 1jam setiap 15º . Garis Bujur Timur membagi setiap daerah waktu dari 0º -160º  Bujur Timur dengan perbedaan waktu 1 jam setiap 15º. Garis Bujur 180º BB dan garis bujur 180º BT bertemu pada daerah waktu yang sama. Daerah waktu pada garis bujur 180º disepakati sebagai Garis Batas tanggal Internasional.
Pada tahun 1884 dibuat kesepakatan Internasional yang menetapkan setiap 15º garis bujur selisih waktunya adalah 1jam. Dengan demikian diseluruh dunia terdapat 24 daerah waktu. Pembagian daerah waktu ini berdasarkan perhitungan kecepatan rotasi bumi (perputaran bumi pada porosnya), lingkaran bola bumi, dan lama rotasi bumi. Besar lingkaran bolan bumi adalah 360º. Sekali putaran penuh dibutuhkan waktu 24 jam. Dengan demikian setiap jam bumi berputar sejauh 15º. Negara kita mterbentang dari sabang sampai merauke. Wilayahnya terletak pada belahan bumi bagian timur, yaitu membujur dari 95º-141º BT. Ini berarti bahwa panjang seluruh wilayah Indonesia paling barat sampai wilayah Indonesia paing timur adalah 46 º yaitu selisih antara garis bujur 95º dengan garis bujur 141º. Jadi wilayah Indonesia terletak sepanjang 46 º garis bujur.
Garis Bujur yang ada dimuka bumi berjumlah 360 buah, terdiri atas 180buah disebelah barat belahan bumi dan 180buah disebelah timur bagian bumi. Jarak antara garis yang satu dengan yang lainnya adalah 1º. Setiap 1º memiliki selisih waktu 4 menit. Setiap 15º memiliki selisih waktu 15 x 4 menit = 60 menit atau 1 jam. Jadi permukaan bumi dibagi 24 daerah waktu (360:15).
Berdasarkan posisi geografis ini Indonesia terletak pada lintang 60 LU hingga 110 LS dan terletak pada garis bujur 950 BT hingga 1410 BT. Posisi geografis atau letak astronomis Indonesia ini membawa akibat (pengaruh) sebagai berikut:
1.      Letak lintang 60 LU hingga 110 LS menyebabkan Indonesia beriklim tropis
2.      Letak bujur 950 BT hingga 1410 BT dengan demikian dapat diketahui bahwa Indonesia terbai atas 3 daerah waktu, yaitu:
Sumber: republika.co.id
a.      Wilayah Waktu Indonesia Barat (WIB)
Wilayah waktu ini terletak pada 105 ºBT. Selisih waktu 7 jam lebih awal darik pada waktu Greenwich (GMT). Wilayah meliputi seluruh provinsi Sumatra, Provinsi Jawa, Kalimantan Barat, Kallimantan Tengah, Madura, dan pulau-pulau kecil disekitarnya.
b.      Wilayah Waktu Indonesia Tengah(WITA)
Wilayah waktu ini terletak pada 120º BT. Selisih waktu 8 jam lebih awal dari pada waktu Greenwich (GMT). Wilayahnya meliputi seluruh provinsi Sulawesi, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Bali, NTB, dan NTT.
c.       Wilayah Waktu Indonesia Timur (WIT)
Wilayah ini terletak pada 135º BT. Selisih waktu 9 jam lebih awal dari pada waktu Greenwich. Wilayahnya meliputi Maluku, dan papua serta pulau-pulau kecil disekitarnya.
Sumber: rahmatkusnadi6.blogspot.com

Sebagai contoh, bila di London pukul 00.00, maka diwilayah WIB misalnya di Jakarta pukul 07.00 diwilayah WITA misalnya di Makasar pukul 08.00 dan diwilayah WIT misalnya di Jayapura pukul 09.00. selisih waktu antara WIB dan WITA adalah 1jam. Selisih antara WIB dan WIT adalah 2jam. Selisih antara WITA dan WIT 1jam. Contoh: bila dimedan pukul 07.00 berarti di Denpasar pukul 08.00 dan di Ambon pukul 09.00.
Beda dari wilayah waktu di Indonesia dengan waktu Greenwich dapat dihitung berdasarkan garis bujur (meridian) pangkal tiap-tiap wilayah WIB (105º), WITA (120º), dan WIT (135º) yang dibagi dengan garis bujur 15º. Ndengan demikian dapat  diperoleh beda waktu untuk setiap wilayah waktu di Indonesia dengan waktu Greenwich sebagai berikut:
a.       Meridian pangkal WIB = 105º : 15º = 7 jam
b.      Meridian pangkal WITA = 120º : 15º = 8 jam
c.       Meridian pangkal WIT = 135º : 15º = 9 jam







BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Musim adalah peristiwa yang terjadi pada setiap tahun ketika kondisi cuaca sedang terjadi dalam wilayah tertentu dalam jarak tertentu. Periode ini biasanya empat dan terakhir sekitar tiga bulan dan disebut musim semi, panas, musim gugur dan musim dingin. Posisi geografis atau letak astronomi adalah letak suatu wilayah atau Negara berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Garis lintang akan sangat berpengaruh terhadap keadaan cuaca dan iklim suatu Negara, sedangkan garis bujur (meridian) akan sangat berpengaruh terhadap waktu. Berdasarkan posisi geografis ini Indonesia terletak pada lintang 60 LU hingga 110 LS dan terletak pada garis bujur 950 BT hingga 1410 BT. Posisi geografis atau letak astronomis Indonesia ini membawa akibat (pengaruh), letak lintang 60 LU hingga 110 LS menyebabkan Indonesia beriklim tropis, letak bujur 950 BT hingga 1410 BT menyebabkan Indonesia terbagi menjadi 3 daerah waktuIndonesia terdiri atas 3 zona waktu yang berbeda, yaitu Indonesia barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA), dan Waktu Indonesia Timur. Setiap wilayah berbeda waktu 1 sampai dengan 2 jam walaupun pada saat yang sama. Hal ini disebabkan akibat Wilayah Indonesia yang melebar dari barat ke timur sehingga dipengaruhi oleh rotasi bumi terhadap arah matahari. Dari satu bagian waktu ke bagian waktu sebelahnya adalah berbeda 1 jam secara teori namun secara fakta dari bagian yang satu ke bagian lain tidak berbeda 1 jam. Contohnya adalah antara bali dan surabaya yang hanya berbeda beberapa menit, namun akibat dari pembatasan wilayah waktu menjadi 1 jam. Setiap berbeda 15º bujur bumi berbeda waktu 1 jam.


B.     Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan agar mahasiswa dapat lebih mempelajari tentang waktu dan pembagiannya di dunia maupun di Indonesia. Sehingga mahasiswa dapat mengetahui musim-musim diberbagai belahan dunia, mengetahui perbedaan siang dan malam, pasang dan surut air laut, Greenwich sebagai Patokan waktu di dunia, dan pembagian waktu di Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA

Tim King Fisher. 2007. Ensklopedia Geografi Dunia Untuk Pelajar dan Umum.    Jakarta: PT Lentera Abadi

Tim Bina karya Guru. 2004. Pengetahuan Sosial Terpadu Jilid 5. Jakarta: Erlangga

Yuliati,Reny. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial V. Jakarta: Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional
Susilaningsih, Endang. 2008. Ilmu pengetahuan Sosial 5. Jakarta: Aneka Ilmu

Tim Penyusun KBBI. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga.  Jakarta: Balai Pustaka.

Pustekkom Kemdiknas.2010.Rotasi Bumi. (online)


Langit Selatan.2011. Bagaimana Terjadinya Siang dan Malam. (online)
(http://langitselatan.com/2011/12/04/bagaimana-terjadinya-siang-malam/ diunduh pada 13 September 2012, pukul 20.50.13wib.)

Sugeng Karyodiharjo.2010. Pasang Naik Dan Pasang Surut. (online)

Soerya. Gerakan Edar Bumi dan Bulan. (online)

Indonesianandroid.2012. Greenwich Dijadikan Patokan Internasional. (onine)
(http://www.indonesiaandroid.com/question.php?qid=20080423001742AAv8kce. Diunduh pada 19 September 2012, pada 20.04.21wib)

Renzdtama.2011. Asal Mula Penetapan Greenwich Sebagai 0º. (online)
Shvoong.2012.Pengertian dan Devinisi Musim. (online)


Organisasi.2006. Pembaian Waktu di Indonesia. (online)

Eduplanologi.2010. Rotasi Bumi (online)
(http://simpangmahar.blogspot.com/2010/07/rotasi-bumi.html .diunduh pada 19 September 2012 puku 20.15.53wib)

Geographidellas.20120. Pembagian Waktu Dunia dan Indonesia

Ustadz rofi. 2010. Ka’bah Bukan Berhala Bagi Muslim (online)

Rahmat Kusnadi. 2010. Pembagian Wilayah Waktu Indonesia
rahmatkusnadi6@yahoo.co.id 21 September 2012 16.50.14wib

 

Roshma. 2012. Rumusan Ideal Pembagian Waktu Indonesia (online)


Adi T. 2011.Gerakan Rotasi dan Revolusi Bumi (online)

Feri. 2011. Gerakan Bumi dan Bulan (online)

japansjump.wordpress.com (online)
diunduh pada 10 September 2012 pukul 17.17.15

anneahira.com (online)
diunduh pada 10 September 2012 pukul 17.19.10

foto.detik.com (online)
17.20.13

en.wikipedia.org (online)
diunduh pada 10 September 2012 pukul 17.21.36


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

pandahack mengatakan...

Titanium White Wheels & Wheels - Tire Tipping Machine
The Titanium White wheels titanium tv apk are made to produce snow peak titanium flask durable and durable titanium white dominus price rubber wheels titanium bikes for sale in a compact, durable, titanium teeth and versatile way. These wheels are available on

Posting Komentar