BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Maslah
Tiap masyarakat
memilki pandangan yang relatif berbeda tentang waktu yang mereka jalani, karena
sejarah manusia dilihat sebagai sebuah proses perjalanan dalam sebuah garis
waktu sejak zaman dulu, zaman sekarang dan zaman yang akan
datang.
Waktu menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah seluruh rangkaian saat ketika
proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala
waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian, atau bisa merupakan
lama berlangsungnya suatu kejadian.
Kita
mengalami pergantian siang dan malam, mengagumi lukisan bintang–bintang dilangit
yang berganti–ganti, mengalami pergantian musim, bulan berubah–ubah bentuk nya,
perbedaan siang dan malam di belahan bumi lain serta pasang dan surutnya air
laut. Namun sering kali kita tidak menyadari bahwa semua itu merupakan fenomena
dari gerak bumi dan benda–benda lain
yang mengelilinginya seperti bulan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
saja musim yang ada di belahan dunia?
2. Mengapa
terjadi perbedaan siang dan malam?
3. Bagaimana
terjadinya pasang surut air laut?
4. Mengapa
Greenwich dapat sebagai patokan waktu di dunia?
5. Bagaimana
pembagian waktu di Indonesia?
C. Tujuan
1. Mengetahui
di berbagai musim belahan dunia
2. Mengetahui
terjadinya perbedaan siang dan malam
3. Mengetahui
bagaimana terjadinya pasang surut air laut
4. Menjelaskan
Greenwich sebagai patokan waktu di dunia
5. Mengetahui
penjabaran pembagian waktu di Indonesia
BAB
II
WAKTU
DAN PEMBAGIANNYA
A.
Musim
Diberbagai Belahan Dunia
Musim
adalah peristiwa yang terjadi pada setiap tahun ketika kondisi cuaca sedang
terjadi dalam wilayah tertentu dalam jarak tertentu. Periode ini terjadi kurang
lebih tiga bulan, disebut musim semi, panas, musim gugur dan musim dingin.
Peristiwa ini disebabkan oleh kemiringan poros rotasi bumi terhadap bidang
orbitnya terhadap Matahari, yang membuat beberapa daerah menerima jumlah yang
berbeda dari sinar matahari pada waktu yang berbeda setiap tahun karena panjang
hari dan berbeda intensitas sesuai dengan inklinasi matahari di atas cakrawala
(karena cahaya harus melewati atmosfer yang lebih atau kurang).
Di daerah
ekuator bumi (yang berada pada paralel 0° khatulistiwa) terdapat dua musim
yakni: musim kemarau dan musim hujan, karena pada wilayah tersebut memliki
curah hujan yang tinggi, namun suhunya tidak berbeda jauh dari daerah-daerah
lain yang berada pada 7° yang memiliki empat perubahan musim. Ada empat metode
utama untuk membagi musim yaitu :
1) Metode astronomi, berdasarkan
kejadian astronomi yang berhubungan dengan posisi bumi dari matahari,
2) Metode meteorologi, berdasarkan
kejadian iklim, khususnya suhu,
3) Metode fenologi, berdasarkan kegiatan
yang terkait dengan perubahan di alam dari waktu ke waktu (fauna dan flora).
4) Metode tradisional Asia/Irlandia,
berdasarkan sinar matahari atau radiasi matahari.
Di antara
planet yang berbeda dari tata surya sebagai Mars, Saturnus dan Uranus memiliki
kecenderungan sumbu rotasi tinggi mereka seperti dalam kasus dua yang pertama
ke bumi dan sampai 98° untuk Uranus. Saat ini telah mampu mempelajari siklus
musim di Mars (mirip dengan Bumi) dan memahami siklus musiman luas Uranus.
Musim padat Saturnus tampaknya tidak memiliki efek musiman yang signifikan
meskipun efek musiman mungkin penting dalam generasi badai dan awan metana
dalam nya bulan Titan, bulan Saturnus hanya dengan musim yang luar biasa.
Revolusi Bumi adalah gerak Bumi pada orbitnya mengelilingi matahari.
Bidang orbit Bumi mengelilingi matahari disebut eliptika. Selama mengitari
matahari, poros bumi selalu miring 23,5o terhadap garis yang tegak
lurus. Orbit planet – planet lain tidak sebidang dengan eliptika disebut
inklinasi.
Revolusi bumi dan kemiringan poros bumi
terhadap ekliptika mengakibatkan terjadinya pergantian musim sepanjang tahun di
daerah iklim sedang.
Sumber: belajaripasdferialpam.blogspot.com
Pada permulaan musim semi dan gugur ketika
semua waktu malam sama, tidak satupun kutub bumi mengarah ke matahari . Siang dan malam hari adalah sama di seluruh penjuru dunia. Musim panas
dengan waktu siang harinya yang lebih panjang dan udaranya lebih panas,
disebabkan oleh sumbu yang mengarahkan satu kutubnya ke matahari.
Maka dibelahan bumi matahari mencapai titik yang lebih tinggi dilangit pada
waktu tengah hari. Ia lebih lama di horizon, terutama di daerah –daerah yang
dekat kutub dimana matahari dapat dilihat bahkan pada waktu tengah malam. Sinar
matahari juga terasa lebih kuat di musim panas dari pada dimusim dingin, karena
dikonsentrasikan di atas permukaan daerah yang lebih kecil.
Dalam
revolusi Bumi dari 21 Maret sampai 21 Juni, kutub utara makin condong ke arah
Matahari, sebaliknya kutub selatan makin menjauh dari matahari. Ini menyebabkan
belahan bumi utara mengalami musim semi (spring) dan belahan bumi selatan
mengalami musim gugur (autum), pada tanggal 21 Juni Matahari berada di GBU dan
kutub utara menghadap ke Matahari. Belahan bumi utara mendapat pemanasan lebih
besar dari belahan Bumi selatan, sehingga di belahan Bumi utara mengalami
puncak musim panas dan sebaliknya di belaha bumi selatan akan mengalami musim
dingin. Sedangkan pada tanggal 23 September sampai 22 Desember, kutub utara
menjauhi Matahari dan sebaliknya belahan bumi selatan mendekati matahari. Dalam
periode ini belahan Bumi utara akan mengalami musim dingin (winter) dan belahan
bumi selatan akan mengalami musim panas (summer).
Sumber:
rahma-ampel.blogspot.com
Gambar 1. Koordinat langit dan titik-titik equinox.
Kemiringan sumbu
rotasi Bumi menyebabkan terjadinya perbedaan musim di Bumi. Saat Matahari
berada di utara, maka Bumi Bagian Utara mengalami musim panas. Puncak musim panas di Bumi Bagian Utara
terjadi pada bulan Juni. Matahari berada di titik paling Utara pada
tanggal 21 Juni. Pada saat itu Matahari memiliki sudut deklinasi maksimum
+23.5° atau juga disebut ‘summer solstice’. Kemudian Matahari akan bergerak ke
Selatan dan berada di garis ekuator pada tanggal 21 Maret. Sudut deklinasi
Matahari 0°, saat itu Matahari berada di titik musim gugur atau vernal equinox.
Pada tanggal 21 Desember Matahari berada di titik musim dingin atau winter
solstice, sudut deklinasi -23.5° , artinya Matahari berada di titik paling
Selatan. Selanjutnya Matahari akan kembali bergerak ke utara dan mencapai
ekuator pada tanggal 21 September yang disebut titik musim semi atau autumn
equinox.
Penamaan titik-titik istimewa itu
disesuaikan dengan musim di Bumi Bagian Utara. Musim yang berlangsung di Bumi Bagian
Selatan merupakan kebalikan dari musim di Bumi Bagian Utara.
Contohnya pada bulan Desember di Australia sedang terjadi musim panas,
sementara di Kanada musim dingin. Pada musim panas, siang di sebuah tempat akan
lebih panjang daripada malam. Contohnya di Eropa Utara, panjang siang bisa
lebih dari 15 jam, sedangkan malam cuma 9 jam. Di Denmark, pada musim panas
Matahari masih tampak terang padahal sudah jam 9 malam. Semakin tinggi lintang
sebuah tempat, baik di Utara mau pun di Selatan, maka perbedaan waktu siang dan
malam di setiap musim akan terasa. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 2.
Sumber:
rahma-ampel.blogspot.com
Gambar 2. Garis edar Matahari pada musim panas dan musim dingin.
Garis putus-putus adalah garis edar Matahari di atas horizon pengamat.
Bagi orang
yang tinggal di daerah ekuator, perbedaaan tidak terlalu terasa. Perbedaan
panjang siang dan malam tidak akan mencapai lebih dari setengah jam. Pulau Jawa
berada di belahan Bumi Bagian Selatan tapi tidak terlalu jauh dari ekuator,
yaitu sekitar 6 – 8° LS. Panjang siang maksimum akan dialami saat Matahari
bergerak dari ekuator ke Selatan, selama kurang lebih sebulan setelah tanggal
21 September. Kemudian setelah dari titik paling Selatan pada bulan Desember,
Matahari akan kembali ke ekuator pada tanggal 21 Maret. Panjang siang maksimum
kembali terjadi selama kurang lebih sebulan sebelum titik musim gugur. Saat
panjang siang maksimum ini, berarti Matahari terbit lebih cepat dan tenggelam
lebih lama dari waktu rata-rata. Akibatnya pada jam 5 pagi sudah terang dan pada
jam 6 sore masih terang juga. Periode panjang siang maksimum terjadi antara
bulan Oktober dan Februari.
Dengan demikian saat Matahari berada di
utara, yaitu sebelum dan sesudah bulan Juni, panjang siang lebih pendek
daripada malam. Akibatnya, jam 5.30 baru terang dan jam 6 sore pun sudah agak
gelap. Sedangkan pada tanggal di mana Matahari tepat berada di ekuator, yaitu
tanggal 21 Maret dan 21 September, panjang siang dan malam di semua tampat akan
sama, yaitu 12 jam.
Sumber:
yohanessurya.com
Gambar 3. Pada bulan Juni, Bumi bagian Utara
mendapat cahaya Matahari lebih banyak. Pada bulan Desember Bumi bagian Selatan
mendapat cahaya Matahari lebih banyak.
Di
dunia ada empat pembagian musim, yaitu:
a.
Musim Semi
Di belahan utara terjadi antara bulan Februari hingga April. Di
belahan Selatan terjadi antara bulan Agustus hingga Oktober.
Ciri-ciri terjadi musim Semi ialah : Tumbuhan yang rontok akibat salju berubah
menjadi indah. Hawa di musim semi 60% panas dan 40 % dingin. Hewan yang ada di
musim itu sering bermunculan dari sarangnya dan melakukan aktivitasnya. Dan sering
juga mengalami cuaca hujan.
Sumber:
japansjump.wordpress.com
b.
Musim Panas
Dibelahan utara terjadi antara bulan Mei hingga Juli. Di belahan
Selatan terjadi antara bulan November hingga Januari.
Ciri-ciri terjadinya musim Panas ialah : Tumbuhan yang indah berubah menjadi
tumbuhan biasa. Hawa di musim panas 80% panas dan 20% dingin. Hewan yang ada di
musim itu melakukan aktivitasnya. Dan terkadang akan terjadinya badai angin
yang kencang dan juga hujan yang adda di musim tersebut.
Sumber: anneahira.com
c.
Musim Gugur
Dibelahan utara terjadi antara bulan Agustus hingga Oktober.
Dibelahan Selatan terjadi antara bulan Februari hingga April.
Ciri-ciri terjadinya musim Gugur ialah: Tumbuhan yang biasa berubah menjadi
layu dan mulai rontok. Hawa di musim gugur 60% dingin dan 40 % panas. Hewan
yang ada di musim itu memulai persiapan untuk kembali ke sarangnya. Dan
terkadang dalam musim gugur terjadi cuaca yang seakan akan gelap dan suasan warna
di musim itu sedikit berwarna orange.
Sumber: en.wikipedia.org
d.
Musim Dingin
Dibelahan utara terjadi antara bulan November hingga Januari.
Dibelahan selatan terjadi antara bulan Mei hingga Juli.
Ciri-ciri terjadinya musim dingin ialah : Tumbuhan yang biasanya sudah mulai
rontok dan gundul sekarang sudah mulai menjadi ditimbuni salju-salju. Hawa di
musim dingin 80% dingin dan 20 % panas. Hewan yang ada di musim itu tertidur di
sarangnya atau melakukan aktivitasnya di dalam sarang. Dan seringnya di musim
tersebut sering terjadi hujan salju dan terkadang terjadi badai salju.
Sumber:
foto.detik.com
B.
Perbedaan
Siang dan Malam
Bumi merupakan planet, secara urut planet-planet yang terdekat
dari matahari adalah Mercurius, Venus, bumi Mars, Yupiter, Saturnus,
Uranus, Neptunus dan Pluto. Bumi beredar menurut sumbernya dengan kala
rotasi 27,9 jam dan jarak bumi matahari ± 150 juta km.
Sumber: aditgeoholic.blogspot.com
Gerakan
rotasi bumi ini akan mempengaruhi keadaan cuaca dipermukaan bumi, misalnya
terjadi siang dan malam, dengan pergantian waktu ± 12 jam, untuk
daerah diantara 23,50 Lintang Utara dan Selatan, dan ± 6 bulan untuk
daerah-daerah disekitar kutub Utara dan Selatan, dari tanggal 21 Maret s/d
21 September di daerah kutub Utara mengalami siang hari dan di daerah
kutub Selatan mengalami malam hari, dari tanggal, 21 September s/d 21
Maret di daerah kutub Utara mengalami malam hari dan di daerah kutub
Selatan mengalami siang hari.
Bumi beredar mengelilingi matahari dengan kala revolusi 365,25 hari (1 tahun)
kearah anti clockwise (berlawanan arah jarum jam) dan dengan kecepatan
edar rata-rata 18,5 mil/detik. Oleh karena ekliptika berbentuk elips, maka
matahari merupakan salah satu titik pusatnya, jadi jarak bumi matahari
tidak selalu tetap melainkan berubah-ubah.
Titik Perihelium ialah
dimana bumi beredar terdekat dengan matahari, terjadi pada tanggal 21
Desember. Titik Aphelium ialah
titik dimana bumi berada terjauh dengan matahari, terjadi pada tanggal 21
juni. Karena revolusi bumi dan miringnya sumbu bumi terhadap
ekliptika sebesar 66,50 mengakibatkan terjadinya perubahan musim didaerah
yang terletak antara 23,50 Utara s/d Kutub Utara dan 23,50 Selatan s/d
daerah Kutub Selatan.
Bumi
melakukan beberapa gerak yang alami, yaitu gerak rotasi dan revolusi. Perputaran
bumi mengelilingi matahari disebut revolusi, Gerak rotasi bumi merupakan gerak
berputarnya bumi pada porosnya (sumbu). Gerakan rotasi ini menyebabkan daerah
sepanjang equator bergerak cepat, sedangkan di daerah kutub hampir-hampir tidak
mengalami pergerakan. Bumi yang berbentuk bulat mengalami perubahan bentuk
akibat gerakan rotasi yang dilakukan. Bentuk ini disebabkan rotasi bumi yaitu
perputaran bumi pada porosnya. Gerak rotasi bumi terjadi dari arah barat ke timur.
Jika dilihat dari kutub utara, rotasi bumi memiliki arah berlawanan arah jarum
jam. Sedangkan jika dilihat dari arah kutub selatan arah rotasi bumi searah
dengan arah jarum jam. Poros (sumbu) bumi merupakan garis khayal yang
menandakan sumbu rotasi dari bumi, yang melalui kutub utara dan kutub selatan.
Poros bumi tidaklah tegak lurus, tetapi mengalami kemiringan sebesar 23,5 dari
garis tegaknya.
Waktu
rotasi bumi dalam satu putaran adalah 23 jam 56 menit. Akibat dari rotasi bumi, menimbulkan
beberapa gejala alam seperti
a.
Terjadinya pergantian
siang dan malam,
b.
Perbedaan waktu di
berbagai tempat di muka bumi,
c.
Gerak semu harian
bintang,
d.
Perbedaan besar gaya
gravitasi di berbagai tempat di bumi, dan
e.
Terjadinya pembelokan
arah angin.
Setiap
hari kita mengalami perputaran siang dan malam dan seringkali kita hanya
menjalani aktivitas kita tanpa pernah ingin tahu bagaimana prosesnya.
Perputaran waktu bagi manusia adalah bagian dari perjalanan hidup manusia di
Bumi. Siang terjadi kala Matahari terbit dan malam menjelang ketika sang surya
masuk ke peraduannya.
Rotasi Bumi pada porosnya menyebkan terjadinya siang dan
malam, dan perputaran Bumi pada porosnyalah yang menyebabkan terjadinya siang
dan malam, karena bumi kita adalah salah satu planet yang mengitari Matahari
dan ia juga mengitari dirinya sendiri. Bumi membutuhkan waktu 24 jam untuk
menyelesaikan perputaran pada porosnya, dan inilah yang dikenal sebagai 1 hari
bagi manusia.
Selama 24 jam waktu Bumi berputar mengitari porosnya, ada
kalanya sebagian wajah Bumi berhadapan dengan Matahari dan inilah area yang
mengalami siang. Dan kemudian seiring dengan perputaran Bumi, wajah yang
tadinya berhadapan dengan Matahari kemudian berputar dan membelakangi Matahari
sehingga sisi wajah Bumi yang tidak disinari Matahari ini mengalami malam hari.
Pada kenyataannya ini disebabkan oleh perputaran Bumi.
Matahari tampak terbit di Timur karena Bumi bergerak ke arah timur dan menuju
ke barat ketika Matahari tampak terbenam. Jika dilihat dari Kutub Utara, maka
perputaran Bumi ini tampak berlawanan arah jarum jam dan kita akan melihat
kalau siang dan malam menyapu bola Bumi dari Timur ke Barat.
Kita tahu bahwa Bumi berputar pada porosnya dan perputaran
itu menyebabkan terjadinya siang dan malam. Tapi, poros atau sumbu Bumi ini
ternyata memiliki kemiringan 23,5º. Sudut kemiringan tersebut dihitung dari
perpotongan bidang ekuatorial Bumi dan bidang orbit Bumi terhadap
Matahari. Kemiringan poros Bumi ini juga memberi pengaruh pada musim di
Bumi dan menyebabkan terjadinya perubahan musim (panas, dingin, gugur dan semi).
Ketika Bumi bergerak mengelilingi Matahari, porosnya ini
akan mengarah ke titik yang sama di angkasa. Di bola langit, titik itu berada
dekat dengan Polaris si Bintang Utara. Artinya akan ada saat dimana salah
satu belahan Bumi yang 23,5º lebih dekat ke Matahari atau lebih jauh dari Matahari.
Bumi mengitari Matahari selama 365,25 hari atau 1 tahun.
Ada saatnya ketika kutub utara Bumi kemiringannya lebih
dekat ke Matahari dan pada saat ini bumi belahan utara lebih banyak mendapat
sinar Matahari. Tanggal 20 atau 21 Juni merupakan titik balik musim panas atau summer solstice yang
menandai awal musim panas di Belahan Bumi Utara sekaligus siang terpanjang di
belahan utara atau titik musim dingin bagi belahan selatan. Sementara di
kutub selatan, kemiringan poros Bumi menempatkannya menjauh dari Matahari
sehingga di area ini mengalami musim dingin dengan siang yang lebih pendek.
Pada bulan Desember, kemiringan kutub utara justru menjauh
dari Matahari dan kali ini giliran kutub selatan yang lebih dekat ke Matahari
sehingga area belahan selatan mengalami musim panas dan mengalami siang yang
panjang. Sedangkan di Utara mengalami sebaliknya yakni musim dingin dengan panjang
siang yang pendek. Titik balik musim dingin atau winter solstice bagi Bumi belahan utara biasanya terjadi tanggal
21 atau 22 Desember yang sekaligus juga menjadi titik balik musim panas bagi
belahan selatan.
Dua kali dalam setahun, 21 Maret dan 23 September, saat
Matahari di Ekuinoks (perpotongan dua garis ekliptika dan ekuator
langit), maka lamanya siang dan malam akan sama yaitu masing-masing 12
jam. Ketika di ekuinoks, poros Bumi tidak mengarah ke Matahari. Titik balik
musim semi atau vernal equinox di Bulan
Maret juga merupakan penanda transisi dari malam selama 24 jam ke siang selama
24 jam di kutub Utara.
Dan titik balik musim gugur atau autumnal equinox di bulan September menjadi penanda kutub utara
akan memasuki malam yang panjang ketika Matahari tidak pernah terbit sedangkan
di kutub selatan akan mengalami masa sebaliknya yakni ketika Matahari tidak
pernah tenggelam.
C.
Pasang
Dan Surut Air Laut
Pasang surut air laut adalah
suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air
laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari
benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi, dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena
jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil.
Pembentukan pasang surut air laut
diakibatkan oleh gaya pembangkit pasang surut. Gaya pembangkit pasang surut ini
disebabkan adanya Resultan dari gaya tarik bulan dan gaya centrifugal. Secara
keseluruhan gaya tarik bulan diimbangi oleh gaya centrifugal. Namun disetiap
titik tidak selalu gaya tarik bulan diimbangi oleh gaya centrifugal.
Keseimbangan kedua gaya inilah yang membuat bumi dan bulan tetap berada
posisinya masing-masing seperti gambar di bawah ini:
Sumber: lmcuinjakarta.blogspot.com
Secara umum, pasang
surut laut disebabkan oleh gravitasi bulan. Medan gravitasi bulan akan mencoba
menarik bumi, akan tetapi bumi dapat menahan medan itu kecuali air laut. Benda
langit lainnya (seperti matahari) juga memberikan medan gravitasinya sendiri,
akan tetapi nilainya tidak sebesar yang dihasilkan oleh bulan. Dalam sebulan,
variasi harian dari rentang pasang laut berubah secara sistematis terhadap siklus bulan. Rentang
pasang laut juga bergantung pada bentuk perairan dan konfigurasi lantai samudera.
Pasang laut merupakan hasil dari gaya
gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi (bumi). Gravitasi
bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap
jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, namun gaya gravitasi
bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan
pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari
kebumi. Gaya gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan
menghasilkan dua tonjolan pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari
tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi,
sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari. Lihatlah gambar dibawah ini:
Sumber:
rahma-ampel blogspot.com
Gambar:
Gaya Grafitasi Bulan dan Matahari
Kombinasi dari medan gravitasi bulan
dan matahari menghasilkan dua buah fenomena yang terjadi secara siklik. Mereka
adalah Spring Tide dan Neap Tide:
Sumber: lmcuinjakarta.blogspot.com
a.
Spring
Tide
Ini terjadi saat bulan dan matahari
berada pada satu garis lurus dan efek gravitasinya saling menumpuk. Ini akan
membuat efek pasang-surut yang terjadi menjadi besar. Ini terjadi saat bulan
muda dan bulan purnama
b.
Neap
Tide
Ini terjadi saat bulan dan matahari membentuk
sudut siku-siku. Ini akan membuat efek gravitasi yang dirasakan oleh bumi
menjadi minimal. Neap Tide terjadi saat bulan setengah diterangi.
Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya pasang surut berdasarkan teori kesetimbangan
adalah rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap matahari, revolusi
bumi terhadap matahari. Sedangkan berdasarkan teori dinamis adalah kedalaman
dan luas perairan, pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis), dan gesekan dasar.
Selain itu juga terdapat beberapa faktor lokal yang dapat mempengaruhi pasut
disuatu perairan seperti, topogafi dasar laut,
lebar selat, bentuk teluk, dan sebagainya, sehingga berbagai lokasi memiliki
ciri pasang surut yang berlainan.
Pasang
surut laut merupakan hasil dari
gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah
dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara langsung dengan
massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan
lebih kecil dari matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar
daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat
daripada jarak matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan
menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut.
Lintang
dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, yaitu sudut antara sumbu
rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari. Bulan dan matahari keduanya
memberikan gaya gravitasi tarikan terhadap bumi yang besarnya tergantung kepada
besarnya masa benda yang saling tarik menarik tersebut. Bulan memberikan gaya
tarik (gravitasi) yang lebih besar dibanding matahari. Hal ini disebabkan
karena walaupun masa bulan lebih kecil dari matahari, tetapi posisinya lebih
dekat ke bumi. Gaya-gaya ini mengakibatkan air laut, yang menyusun 71% permukaan bumi,
menggelembung pada sumbu yang menghadap ke bulan. Pasang surut terbentuk
karena rotasi bumi yang berada di bawah muka air yang menggelembung ini, yang
mengakibatkan kenaikan dan penurunan permukaan laut di wilayah pesisir secara
periodik. Gaya tarik gravitasi matahari juga memiliki efek yang sama
namun dengan derajat yang lebih kecil. Daerah-daerah pesisir mengalami dua kali
pasang dan dua kali surut selama periode sedikit di atas 24 jam.
D. Greenwich Sebagai Patokan Waktu di
Dunia
Jutaan
orang kini dapat melakukan perjalanan dengan system transportasi modern.
Perjalanan jarak jauk dari Timur ke Barat atau sebaliknya berarti melintasi 24
zona waktu. Patokan zona waktu duni adalah waktu Greenwich atau GMT (Greenwich
Mean Time).
Pada
akhir 1870’an ahli perkeretaapian Kanada Sir Sandford Fleming mengusulkan
penentuan waktu standar Dunia. Byumi dibagi menjadi 24 zona waktu,
masing-masing setiap 15⁰.bujur. selisih waktu
antar zona yang saling berdekatan adalah 1 jam. Didalam setiap zona waktu semua
jam di-set pada waktu yang sama.
Pada
sisi yang berlawanan dari meridian Greenwich terbentang garis waktu
internasional. Garis semu ini membagi dua wilayah kalender. Seseorang yang
bebergian ke timur menyeberangi garis kalender dan akan kembali ke hari
sebelumnya. Jika seseorang bergerak ke barat menyeberangi garis tersebut, orang
itu tiba pada hari berikutnya. Garis zona waktu memanjang dari Kutub Utara ke
Kutub Selatan. Pada garis bujur 180⁰.
Pembagian
waktu dunia menggunakan beberapa pedoman sebagi berikut :
a.
Pedoman awal, yaitu waktu Greenwich atau GMT (Greenwich Mean
Time) yang terletak pada garis bujur 0⁰.
b.
Wilayah di sebelah timur garis bujur 0⁰ atau belahan Bumi
Timur waktu GMT maju beberapa jam.
c.
Wilayah di sebelah barat garis bujur 0⁰ atau belahan Bumi
Barat waktu GMT berkurang beberapa jam.
d.
Setiap 15⁰ garis bujur mempunyai selisih waktu 1 jam atau 60 menit.
GMT
atau Greenwich Mean Time, atau "Waktu Greenwich", adalah rata-rata
waktu surya seperti yang dilihat dari Royal Greenwich Observatory
(Observatorium Kerajaan di Greenwich), yang terletak di dekat London, Inggris,
yang melalui konvensi dikenal terletak di 0 derajat garis bujur. Secara teori,
tengah hari GMT adalah saat di mana matahari melewati Meridian Greenwich (dan
mencapai titik tertinggi di langit di Greenwich). Karena bumi memiliki
kecepatan yang tidak teratur dalam orbit lonjongnya, kejadian ini (tengah hari
di Greenwich) bisa 16 menit berbeda dari waktu matahari nyata (apparent solar
time) (perbedaan ini dikenal sebagai persamaan waktu). Namun tengah hari
Greenwich ini diambil rata-ratanya sepanjang tahun, dengan menggunakan waktu
matahari. Dengan berkembangnya Britania Raya sebagai negara maritim, para
pelaut mencocokkan jam mereka ke waktu GMT, untuk mengukur jauhnya lokasi bujur
mereka dari "meridian Greenwich". Ini tidak mempengaruhi jam di atas
kapal sendiri, yang mana menggunakan waktu matahari. Fenomena ini, digabungkan
dengan pelaut-pelaut dari negara lain yang menggunakan metode Nevil Maskelyne
untuk mengukur jarak bulan berdasarkan pengamatan di Greenwich, akhirnya menuju
penggunaan GMT sebagai referensi waktu di seluruh dunia. Walau tidak
mempengaruhi waktu di tempat, hampir semua zona waktu berdasarkan referensi ini
dihitung sebagai beberapa jam (atau setengah jam) lebih cepat atau lebih lambat
dari GMT.
Penetapan Kota
Greenwich sebagai mula perhitungan waktu, menurut geolog Mesir Dr Zaglur Najjar
yang juga dosen ilmu bumi di Wales University, Inggris, tidak terlepas dari
pengaruh Inggris pada kala itu yang merupakan kekuatan kolonial super power
dunia.
Pada masa itu,
hampir semua wilayah di dunia ini berada di bawah kekuasaan Inggris. Pengaruh
Inggris terhadap negara-negara bekas jajahannya hingga kini bisa dilihat dengan
adanya perkumpulan negara-negara persemakmuran Inggris (Commonwealth). Dari
Greenwich-lah, bumi dibagi menjadi garis-garis bujur imajiner. Setiap 15
derajat sama dengan satu jam. Dan, setiap 15 derajat dari sana dihitung berbeda
satu jam dalam hitungan 24 jam. Perhitungan hari dan penanggalan internasional
pun bermula dari bujur yang berjarak 180 derajat dari Greenwich.
Perbedaan waktu
setiap belahan bumi juga bisa dihitung berdasarkan posisi kita di garis bujur.
Karena satu putaran bumi itu memakan waktu 24 jam, perbedaan waktu satu jam
adalah pada 360 derajat/24 = 15 derajat garis bujur. Artinya, setiap tempat
yang memiliki perbedaan posisi bujur sebesar 15 derajat akan memiliki perbedaan
waktu satu jam. Inilah pembagian zona yang dirintis oleh orang Kanada, Sir
Stanford Fleming (1827-1915). Sebagai contoh, Indonesia dari Greenwich terletak
di 95 derajat bujur timur (BT) sampai 141 derajat BT. Jika dihitung dari garis
nol derajat (Greenwich), posisi di 95 derajat BT ini memiliki perbedaan waktu
sebanyak 95 derajat/15 derajat = tujuh jam lebih awal dari waktu di Greenwich.
Jika di London tepat tengah malam, di Jakarta adalah sudah pukul 7 pagi atau
bisa juga disebut saat itu waktu di Jakarta adalah pukul 0 GMT. Akibat posisi
Indonesia yang terbentang dari 95 derajat BT hingga 141 derajat BT, Indonesia
pun terbagi menjadi tiga zona waktu yang masing-masing berbeda satu jam. Yaitu,
Waktu Indonesia bagian Barat (WIB), Waktu Indonesai bagian Tengah (WITA), dan
Waktu Indonesia bagian Timur (WIT). Namun, kadang ada negara yang tetap
menggunakan patokan waktu berdasarkan kepentingannya. Misalnya, Singapura.
Negara ini secara geografis masuk dalam wilayah Indonesia bagian barat, namun
perhitungan waktunya adalah mengikuti aturan Indonesia bagian tengah. Hal ini disebabkan
Singapura menyesuaikan zona waktu dengan Hongkong demi keseragaman waktu
perekonomiannya.
Penetapan
Greenwich Mean Time (GMT) tidak lepas dari sejarah ditetapkan kota tersebut
oleh Royal Observatory pada tahun 1675 untuk keperluan navigasi pelayaran
kerajaan Inggris. Belum ada keterangan, apakah negara-negara lain diluar
Inggris saat itu juga menggunakan waktu standar ala Britania raya. Seiring
dengan penguasaan laut oleh kerajaan Inggris, standar waktu dunia mulai
menyebar dan dipakai di beberapa negara. Namun demikian, kebutuhan mendesak
perlunya standar waktu dunia, termasuk di Inggris juga berangkat dari
berkembangnya jaringan Kereta Api.
Tetapi
pada akhir-akhir ini ada sebuah wacana bahwa patokan waktu dunia akan diganti
menjadi di Makkah. Seorang ilmuwan keturunan Palestine bernama Yasin As-Syauk
menemukan bahwa Makkah ternyata merupakan poros bumi, dan hendaknya inilah tempat yang berhak
menjadi tempat penentuan waktu dunia menggantikan kota Greenwich. Ini memperkuat penemuan-penemuan para
Ilmuwan sebelumnya tentang hal serupa.
Bulan
April 2010 bertempat di Doha, Qatar,
berlangsung hajatan ilmiah penting bagi dunia Islam. Sejumlah ilmuwan dan ulama
Islam berkumpul, mendiskusikan kemungkinan mengalihkan perhitungan waktu yang
sudah baku selama ini, dari mengacu pada Greenwich Mean Time (GMT) sebagai
meridian nol, berganti menjadikan Makkah sebagai awal mula perhitungan waktu.
Konferensi
ilmiah yang dibuka oleh Dr. Yusuf Qaradhawi itu bertajuk: ”Makkah
Sebagai Pusat Bumi, Antara Praktik dan Teori”. Selain Yusuf Qaradhawi, hadir pula sebagai pembahas geolog Mesir,
Dr. Zaglur Najjar, yang juga dosen ilmu bumi di Wales University, Inggris; dan saintis yang
memelopori jam Makkah, Ir Yaseen Shaok.
Terkait
Mekah sebagai pusat bumi, DR. Zaglul Najjar, dosen ilmu bumi di Wales
University di Inggris mengatakan hal itu memang benar berdasarkan penelitian
saintifik yang dilakukan oleh DR. Husain Kamaluddin bahwa ternyata
Mekah
al-Mukarramah memang menjadi titik pusat bumi. Hasil penelitian itu dipublikasikan oleh
The Egyptian Scholars of The Sun and Space Research Center yang berpusat di Kairo itu. Penemuan
ini sekaligus menggambarkan peta dunia baru, yang dapat menunjukkan arah Mekah
dari kota-kota lain di dunia.
Sumber: ustadzrofii.files.wordpress.com
Makkah,
tempat Ka’bah berada, disimpulkan merupakan pusat bumi. Ini sekaligus
membuktikan bahwa bumi berkembang dari Makkah. Sebagaimana lazim diketahui,
setiap tahun jutaan umat Islam sedunia mendatangi Ka’bah di Makkah untuk
melaksanakan haji. Dalam salah satu prosesi thawaf, jutaan umat Islam
mengelilingi Ka’bah, dengan arah berlawanan jarum jam. Arah itu bertentangan dengan lazimnya
perputaran waktu sesuai perhitungan Greenwich.
Pembuktian
bahwa Kabah merupakan poros bumi dapat kita buktikan dengan adanya zero
magnetism area pada kutub utara dan selatan bumi ini. Di tempat
itulah sebuah kompas tidak akan menunjukkan arah utara karena telah berada di
zero magnetism area.
Seseorang
yang tinggal lama di Makkah dan senang melakukan thawaf
(mengelilingi kabah) akan lebih sehat, karena tidak banyak dipengaruhi oleh
gaya gravitasi bumi. Jadi sholat yang menghadap kiblat ini bukanlah untuk menyembah Ka’bahnya
atau untuk memanifestasikan bentuk fisik Tuhan tetapi karena di sanalah letak
poros bumi. Tempat dimana bumi berpusat dan umat Islam menjadikannya
sebagai acuan tempat untuk menentukan arah sholatnya di seluruh dunia.
E.
Pembagian
Waktu di Indonesia
Sejarah
Pembagian wilayah waktu di Indonesia dimulai dengan terbitnya Keputusan
Presiden RI. No.243 Tahun 1963 yang membagi Indonesia dalam 3 (tiga) wilayah
waktu dan berlaku mulai 1 Januari 1964. Prinsip yang digunakan dalam pembagian
wilayah waktu tersebut adalah :
1.
Menuju kebentuk peraturan yang
sesederhana mungkin.
2.
Waktu Matahari sejati jangan sampai
berbeda terlalu besar dengan waktu tolok, terutama bagi kota-kota
besar/penting.
3.
Batas wilayah jangan sampai membelah
suatu propinsi dan pulau.
4.
Memperhatikan faktor - faktor agama,
politik, kegiatan masyarakat dan ekonomi, kepadatan penduduk, lalu
lintas/perhubungan, sosio-psikologis serta perkembangan pembangunan.
Pembagian
wilayah waktu di Indonesia pada saat itu oleh beberapa pihak dirasakan sudah
kurang tepat lagi sehubungan dengan perkembangan pembangunan seta kegiatan
ekonomi yang makin mengingkat. Sebagai contoh kota Pontianak dan kota Tegal
yang terletak dalam bujur yang sama, ternyata berbeda wilayah waktunya , yaitu
Pontianak masuk dalam wilayah Waktu Indonesia Tengah dan Tegal Waktu Indoensia
Barat. Demikian pula dengan Denpasar yang masuk dalam wilayah Waktu Indonesia
Barat, sedangkan Banjarmasin dalam wilayah Waktu Indonesia Tengah.Maka akhirnya
berdasarkan berbagai pertimbangan, maka diputuskan perubahan melalui Kep.Pres
RI No.41 Tahun 1987 dan berlaku mulai 1 Januari 1988 jam 00.00 WIB.
Gambaran
mengenai pembagian daerah waktu dapat dilihat di globe atau peta. Garis-garis
yang terdapat pada Globe disebut garis bujur dan garis lintang. Garis lintang
disebut juga garis paralel, sedang kan garis bujur juga disebut garis meridian.
Garis lintang adalah garis khayal yang melingkari bumi. Garis lintang membelah
bumi menjadi belahan bumi utara, dan belahan bumi selatan. Garis lintang
disebut juga garis khatulistiwa. Garis lintang yang terdapat dibelahan bumi
bagian utara disebut garis lintang utara atau LU, sedangkan garis lintang yang
terdapat dibelahan bumi bagian selatan disebut dengan baris lintang selatan
atau LS. Garis bujur atau meridian adalah garis khayal membujur yang membelah
bumi menjadi belahan barat atau belahan timur. Belahan ini berbusat pada garis
bujur 0º. Garis bujur 0º ini melalui kota Greenwich dekat London,
Ingris. Garis bujur yang terdapat disebelah Barat kota Greenwich disebut garis
bujur barat atau BB. Sedangkan garis
bujur yang terdapat disebelah timur kota Greenwich disebut garis bujur timur atau
BT. Garis Bujur Barat membagi setiap daerah waktu dari 0º-180º dengan perbedaan waktu 1jam setiap 15º . Garis Bujur Timur
membagi setiap daerah waktu dari 0º -160º
Bujur Timur dengan perbedaan waktu 1 jam setiap 15º. Garis Bujur 180º BB dan garis bujur 180º BT bertemu
pada daerah waktu yang sama. Daerah waktu pada garis bujur 180º disepakati
sebagai Garis Batas tanggal Internasional.
Pada tahun 1884
dibuat kesepakatan Internasional yang menetapkan setiap 15º garis bujur selisih waktunya
adalah 1jam. Dengan demikian diseluruh dunia terdapat 24 daerah waktu.
Pembagian daerah waktu ini berdasarkan perhitungan kecepatan rotasi bumi
(perputaran bumi pada porosnya), lingkaran bola bumi, dan lama rotasi bumi.
Besar lingkaran bolan bumi adalah 360º. Sekali putaran penuh dibutuhkan waktu
24 jam. Dengan demikian setiap jam bumi berputar sejauh 15º. Negara kita
mterbentang dari sabang sampai merauke. Wilayahnya terletak pada belahan bumi
bagian timur, yaitu membujur dari 95º-141º BT. Ini berarti bahwa panjang seluruh
wilayah Indonesia paling barat sampai wilayah Indonesia paing timur adalah 46 º
yaitu selisih antara garis bujur 95º dengan garis bujur 141º. Jadi wilayah
Indonesia terletak sepanjang 46 º garis bujur.
Garis Bujur yang ada dimuka bumi berjumlah 360 buah, terdiri
atas 180buah disebelah barat belahan bumi dan 180buah disebelah timur bagian
bumi. Jarak antara garis yang satu dengan yang lainnya adalah 1º. Setiap 1º
memiliki selisih waktu 4 menit. Setiap 15º memiliki selisih waktu 15 x 4 menit =
60 menit atau 1 jam. Jadi permukaan bumi dibagi 24 daerah waktu (360:15).
Berdasarkan posisi geografis ini
Indonesia terletak pada lintang 60 LU hingga 110 LS dan
terletak pada garis bujur 950 BT hingga 1410 BT. Posisi
geografis atau letak astronomis Indonesia ini membawa akibat (pengaruh) sebagai
berikut:
1.
Letak lintang 60 LU hingga 110
LS menyebabkan Indonesia beriklim tropis
2.
Letak bujur 950 BT hingga 1410
BT dengan demikian dapat diketahui
bahwa Indonesia terbai atas 3 daerah waktu, yaitu:
Sumber:
republika.co.id
a.
Wilayah Waktu
Indonesia Barat (WIB)
Wilayah waktu ini
terletak pada 105 ºBT. Selisih waktu 7 jam lebih awal darik pada waktu
Greenwich (GMT).
Wilayah meliputi seluruh provinsi Sumatra, Provinsi Jawa, Kalimantan Barat,
Kallimantan Tengah, Madura, dan pulau-pulau kecil disekitarnya.
b.
Wilayah Waktu
Indonesia Tengah(WITA)
Wilayah waktu ini
terletak pada 120º BT. Selisih waktu 8 jam lebih awal dari pada waktu Greenwich
(GMT).
Wilayahnya meliputi seluruh provinsi Sulawesi, Kalimantan Timur, Kalimantan
Selatan, Bali, NTB, dan NTT.
c.
Wilayah Waktu
Indonesia Timur (WIT)
Wilayah ini terletak
pada 135º BT. Selisih waktu 9 jam lebih awal dari pada waktu Greenwich. Wilayahnya meliputi Maluku, dan
papua serta pulau-pulau kecil disekitarnya.
Sumber:
rahmatkusnadi6.blogspot.com
Sebagai contoh, bila di London pukul
00.00, maka diwilayah WIB misalnya di Jakarta pukul 07.00 diwilayah WITA
misalnya di Makasar pukul 08.00 dan diwilayah WIT misalnya di Jayapura pukul
09.00. selisih waktu antara WIB dan WITA adalah 1jam. Selisih antara WIB dan
WIT adalah 2jam. Selisih antara WITA dan WIT 1jam. Contoh: bila dimedan pukul
07.00 berarti di Denpasar pukul 08.00 dan di Ambon pukul 09.00.
Beda dari wilayah waktu di Indonesia
dengan waktu Greenwich dapat dihitung berdasarkan garis bujur (meridian)
pangkal tiap-tiap wilayah WIB (105º), WITA (120º), dan WIT (135º) yang dibagi
dengan garis bujur 15º. Ndengan demikian dapat
diperoleh beda waktu untuk setiap wilayah waktu di Indonesia dengan
waktu Greenwich sebagai berikut:
a. Meridian pangkal WIB = 105º : 15º =
7 jam
b. Meridian pangkal WITA = 120º : 15º =
8 jam
c. Meridian pangkal WIT = 135º : 15º =
9 jam
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Musim adalah peristiwa yang terjadi
pada setiap tahun ketika kondisi cuaca sedang terjadi dalam wilayah tertentu
dalam jarak tertentu. Periode ini biasanya empat dan terakhir sekitar tiga
bulan dan disebut musim semi, panas, musim gugur dan musim dingin. Posisi
geografis atau letak astronomi adalah letak suatu wilayah atau Negara
berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Garis lintang akan sangat
berpengaruh terhadap keadaan cuaca dan iklim suatu Negara, sedangkan garis
bujur (meridian) akan sangat berpengaruh terhadap waktu. Berdasarkan posisi
geografis ini Indonesia terletak pada lintang 60 LU hingga 110
LS dan terletak pada garis bujur 950 BT hingga 1410 BT.
Posisi geografis atau letak astronomis Indonesia ini membawa akibat (pengaruh),
letak lintang 60 LU hingga 110 LS menyebabkan Indonesia
beriklim tropis, letak bujur 950 BT hingga 1410 BT
menyebabkan Indonesia terbagi menjadi 3 daerah waktuIndonesia
terdiri atas 3 zona waktu yang berbeda, yaitu Indonesia barat (WIB), Waktu
Indonesia Tengah (WITA), dan Waktu Indonesia Timur. Setiap wilayah berbeda
waktu 1 sampai dengan 2 jam walaupun pada saat yang sama. Hal ini disebabkan
akibat Wilayah Indonesia yang melebar dari barat ke timur sehingga dipengaruhi
oleh rotasi bumi terhadap arah matahari. Dari satu bagian waktu ke bagian waktu
sebelahnya adalah berbeda 1 jam secara teori namun secara fakta dari bagian
yang satu ke bagian lain tidak berbeda 1 jam. Contohnya adalah antara bali dan
surabaya yang hanya berbeda beberapa menit, namun akibat dari pembatasan
wilayah waktu menjadi 1 jam. Setiap berbeda 15º bujur bumi berbeda waktu 1 jam.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan
agar mahasiswa dapat lebih mempelajari tentang waktu dan pembagiannya di dunia
maupun di Indonesia. Sehingga mahasiswa dapat mengetahui musim-musim diberbagai
belahan dunia, mengetahui perbedaan siang dan malam, pasang dan surut air laut,
Greenwich sebagai Patokan waktu di dunia, dan pembagian waktu di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Tim
King Fisher. 2007. Ensklopedia Geografi
Dunia Untuk Pelajar dan Umum.
Jakarta: PT Lentera Abadi
Tim
Bina karya Guru. 2004. Pengetahuan Sosial
Terpadu Jilid 5. Jakarta: Erlangga
Yuliati,Reny.
2008. Ilmu Pengetahuan Sosial V.
Jakarta: Pusat Perbukuan Pendidikan Nasional
Susilaningsih,
Endang. 2008. Ilmu pengetahuan Sosial 5.
Jakarta: Aneka Ilmu
Tim
Penyusun KBBI. 2003. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Pustekkom
Kemdiknas.2010.Rotasi Bumi. (online)
(http://belajar.kemdiknas.go.id/file_storage/pendukung_bse/BSE_131/Flash/Rotasi%20Bumi.swf
di unduh pada 19 September 2012, pukul 20.09.48wib)
Langit
Selatan.2011. Bagaimana Terjadinya Siang dan Malam. (online)
(http://langitselatan.com/2011/12/04/bagaimana-terjadinya-siang-malam/
diunduh pada 13 September 2012, pukul 20.50.13wib.)
Sugeng Karyodiharjo.2010. Pasang Naik Dan Pasang
Surut. (online)
Soerya. Gerakan Edar Bumi dan Bulan. (online)
(http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.KONTEN/edukasi.net/SMP/Fisika/Gerak%20E
19 September 2012 21.15.11wib)
Indonesianandroid.2012.
Greenwich Dijadikan Patokan Internasional. (onine)
(http://www.indonesiaandroid.com/question.php?qid=20080423001742AAv8kce.
Diunduh pada 19 September 2012, pada 20.04.21wib)
Renzdtama.2011.
Asal Mula Penetapan Greenwich Sebagai 0º. (online)
(http://renzdtama.wordpress.com/2011/09/17/asal-mula-penetapan-greenwich-sebagai-0%C2%B0/
diunduh pada 14 September 2012, 20.11.36wib)
Shvoong.2012.Pengertian
dan Devinisi Musim. (online)
(http://id.shvoong.com/exact-sciences/astronomy/2285223-pengertian-dan-definisi-musim/,
diunduh pada 19 September 2012 pukul 23.52wib)
Organisasi.2006.
Pembaian Waktu di Indonesia. (online)
(http://organisasi.org/pembagian_waktu_di_indonesia_wib_wita_dan_wit,
diunduh pada 120912 pukul 21.41.12wib)
Eduplanologi.2010.
Rotasi Bumi (online)
(http://simpangmahar.blogspot.com/2010/07/rotasi-bumi.html
.diunduh pada 19 September 2012 puku 20.15.53wib)
Geographidellas.20120.
Pembagian Waktu Dunia dan Indonesia
(http://geographidellas.blogspot.com/2010/12/pembagian-waktu-dunia-dan-indonesia.html
diunduh pada 19 September 2012 pukul 20.13.19wib)
Ustadz rofi.
2010. Ka’bah Bukan Berhala Bagi Muslim (online)
Rahmat Kusnadi.
2010. Pembagian Wilayah Waktu Indonesia
rahmatkusnadi6@yahoo.co.id 21
September 2012 16.50.14wib
Roshma. 2012. Rumusan Ideal Pembagian Waktu Indonesia (online)
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/03/16/m0yup9-rumusan-ideal-pembagian-waktu-indonesia
diunduh pada 21 September 2012 pukul 17.37.06 wib
Adi
T. 2011.Gerakan Rotasi dan Revolusi Bumi (online)
http://aditgeoholic.blogspot.com/2011/05/gerakan-rotasi-dan-revolusi-bumi.html
diunduh pada 21 September 2012 pukul 17.50.17
Feri.
2011. Gerakan Bumi dan Bulan (online)
http://belajaripasdferialpam.blogspot.com/2011/03/gerakan-bumi-dan-bulan.html
diunduh pada 21 September 2012 pukul 17.58.41
japansjump.wordpress.com (online)
diunduh pada 10 September
2012 pukul 17.17.15
anneahira.com (online)
diunduh pada 10 September
2012 pukul 17.19.10
foto.detik.com (online)
17.20.13
en.wikipedia.org (online)
diunduh pada 10 September 2012 pukul 17.21.36
0 komentar:
Posting Komentar