LAPORAN
Mengenal
Laboratorium Geospasial
Di Parangtritis Yogyakarta
Disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah IPS 1
Dosen Pengampu: Dhiniaty Gularso, M.Pd
Oleh :
Siti Apriyani (12144600037)
Kelas A1-12
A.
Nama kegiatan
Mengenal Laboratorium Geospasial Di Parangtritis
Yogyakarta
B.
Dasar Pemikiran
Sumberdaya pesisir dan laut menyediaan sumbangan yang sangat
penting bagi perekonomian Indonesia dan juga bagi kepentingan global dan
nasional karena keanekaragaman yang sangat tinggi. Tetapi, pengelolaan wilayah
ini sampai saat ini belum cukup memenuhi tujuan dari perlindungan dan
pemanfaatan yang berkelanjutan dari sumberdaya pesisir dan laut tersebut. Pada
masa lalu, eksploitasi dan pemanfaatan sumberdaya alam telah mengakibatkan
kerusakan lingkungan yang luas.
C.
Tujuan perjalanan
a. Mengtahui proses terjadinya
gumuk pasir
b. Mempelajari apa saja
yang terdapat di dalam laboratorium geospasial
D. Waktu Tempat
dan Lokasi perjalana
Di laksanakan pada hari Sabtu, 14 Desrmber 2013 di Laboratorium Geospasial Psisir parangtritis, Yogyakarta.
E.
Peserta
Semua Mahasiswa PGSD angkatan 2012 yang mengikuti
penelitian Geografi di Laboratorium Geospasial Pesisir Parangtritis,
Yogyakarta.
F.
Biaya
dan sumber biaya
Setiap anak dikenakan biaya sebesar Rp 5.000,00 untuk
dipergunakan sebagai biaya kbersihan laboratorium.
G.
Hal-hal yang diamati
a. Mengamati gumuk pasir
b. Mengamati laboratorium
Geospasial pesisir Parangtritis
H. Pembahasan
Sebagian wilayah selatan
Kabupaten Bantul merupakan wilayah pesisir. Wilayah pesisir ini merupakan
wilayah budaya yang sangat terkenal di Yogyakarta diantaranya yaitu
Parangtritis, Parangkusumo, dan Depok. Sebagian besar mata pencaharian
masyarakat yaitu sebagai petani yang mempunyai komoditi bawang merah, jagung,
dan cabai merah, selain itu sebagain nelayan. Menu tujuan utama wisata kuliner
yaitu sifut.
Pantai parangtritis
mempunyai kekayaan yaitu berupa gumuk pasir atau sering disebut bulan sabit
yang terbesar di Asia.proses terbentuknya gumuk pasir di Parangtritis berawal
dari Gunung Merapi yang beererupsi atau mengeluarkan meterial vulkanik.
Material tersebut berupa awan panas, beserta debu, -asir, lahar panas, lahar
dingin, dan batu-batuan mengalir ke sungai-sungai yang berhulu di Merapi,
seperti Sungai Abedog, Boyong, Opak, Gendol, dll. Sungai-sungai ynag membawa
material vulkanik berkumpul membentuk suatu daerah Aliran Sungai dan menuju ke
muara Opak.
Aktivitas
ombak dalam pembentukan gumuk pasir tidak sampai disini saja. Pasir halus yang
sudah terbentuk tadi kemudian di endapkan menuju ke tepi pantai. Sesampainya di
tep[i pantai, pasir yang basah tersebut mengalami peengeringan secara
terus menerus oleh matahari. Pasir yang
kering terbawa tiupan angin menuju daratan.
Pasir
yang terbawa angin mengendap di daratan secara terus menerus. Endapan semakin
banyak san berkembang menjadi gunmdukan-gundukan pasir. Gundukan ini kemudian
disebut Gumuk Pasir(Bukit Pasir). Gumuk pasir yang terbentuk memiliki
ciri khas sesuai arah hembusan angin. Adanya bukit pasir yang terletak di
sebelah timur Parangtritis menyebabkan hembusan angin dari arah tenggara lebih
kuat, sehingga pola gumuk pasir menghadap ke arah tenggara.
Gumuk
pasir yang berada di pesisir Parangtritis memiliki bentuk yang bermacam-macam
akibat dari perubahan arah angin. Gumuk pasir melintang (Transversal)
terbebentuk pada daerah tidak berpenghalang dan banyak cadanagn pasir. Serta
bentuk gumuk pasir ini menyerupai ombak dengan arah tegak lurus terhadap
angin.
Gumuk
pasir tipe memanjang (Longitudinal), yaitu gumuk pasir yang berbentuk lurus
sejajar dengan arah angin. Gumuk pasir ini berkembang karena berubahnya arah
angin dan terdapat celah di antara bentukan gumuk pasir awal.
Gumuk
pasir tipe sabit (Barchan) terbentuk pada daerah yang terbuka atau tidak
memiliki barrier. Besarnya kemiringan lereng daerah yang menghadap angn lebih
landai dibanding kemiringingan yang membelakangi angin.
Gumuk
pasir tipe Parabotic berkebalikan dari tipe Barchan, yaitu kemiringan lereng
yang menghadap arah angin lebih curam, akibat banyak penghalang seprti
pepohonan.
Syarat terbentuknya gumuk pasir yaitu
a.
Pantai yang landai
b.
Tersedianya pasir sebagai pemasok material
c.
Gelombang mampu menghempaskan pasir k darat.
d.
Arus sepanjang pantai kuat, beda pasang dan surut cukup
brsar
e.
Ada perbedaan tegas antara musim kemarau dengan musim
hujan.
Monumen alam yang harus
dilestarikan semakin menyempit karena vegetasi tumbuhan ynag tumbuh diatasnya. Laboratorium
Geospasial Pesisir Parangtritis merupakan wujud kerjasama antara Badan
Informasi Geospasial (BIG) yang dulunya dikenal dengan nama Bakosurtanal,
dengan Fakultas Geografi UGM dan Pemerintah Kabupaten Bantul. Tugas utamanya
adalah melakukan riset yang berhubungan dengan segala sesuatu tentang
kepesisiran. Diantaranya tentang gumuk pasir yang membentang luas di pesisir
pantai desa Parangtritis dan merupakan satu fonomena alam yang unik, peta
potensi ikan bagi nelayan dan pembuatan basis data spasial.
Pada tanggal 25 Agustus 2001 BAKOSURTANAL dengan UGM menandatangani
Piagam Kerjasama dalam hal Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Survei dan Pemetaan dan Penanganan Informasi
Teknologi. Dalam perkembangannya diadakanlah kerjasama antara BAKOSURTANAL, UGM
dan Pemda DIY untuk mendirikan Laboratorium Pengelolaan Sumberdaya Ekosistem
Pesisir (Geospasial) dengan kesepakatan sebagai berikut : penyediaan
lahan
oleh pemerintah
Daerah Istimewa Yogyakarta (lahan untuk bangunan 2 ha dan lab.alam
gumuk/gundukan pasir 10 ha) yang berlokasi di kawasan wisata Pantai
Parangtritis, sarana dan prasarana jalan, listrik dan lingkungan oleh Pemerintah
Kabupaten Bantul, pembangunan fisik bangunan akan dilaksanakan oleh BAKOSURTANAL
& Peralatan Riset serta sarana
kerja/kantor diadakan dari anggaran BAKOSURTANA
Tujuan
Pembangunan:
a.
Penelitian dan Aplikasi Teknologi Geospasial
untuk menunjang Kajian Potensi Sumberdaya Alam Wilayah Pesisir dan Laut bagi
Kesejahteraan Masyarakat
b.
Mengembangkan Inovasi riset aplikatif,
pendidikan, dan sosialisasi hasil-hasil temuan penelitian potensi sumberdaya
alam pesisir dan laut
c.
Mengembangkan
manfaat kekayaan sumberdaya pesisir dan laut bagi kesejahteraan masyarakat
Peletakan batu pertama
dilakukan oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwana X pada tanggal 1 Oktober
2002 di Depok,
Parangtritis, Kretek, Bantul, Yogyakarta. Laboratotium ini dibangun diatas lahan pasir
seluas 2 ha terdiri dari 6 unit bangunan utama. 1 unit bangunan untuk kantor, 1
unit yang berbentuk piramid untuk ruang pertemuan yang juga bisa digunakan
unutk kegiatan penyuluhan, seminar dan diskusi, 1 unit bangunan museum tentang
segala jenis pasir pantai dan bebatuan serta karang laut, 1 unit bangunan yang
menghubungkan bangunan piramid dengan museum yang dikenal dengan lorong
pengetahuan, 1 unit kantin dan 1 unit mess.
Tiga bangungan utama yang
ada di sana, mencoba menggambarkan proses terjadinya gumuk pasir itu sendiri.
Bangunan berbentuk piramid menggambarkan gunung merapi yang sering erupsi dan
menghasilkan pasir. Pasir dari gunung merapi tersebut mengalir ke laut melalui kali
Opak, yang digambarkan dengan bangunan lorong pengetahuan. Sedangkan museum
pasir atau gedung pameran, bebatuan dan karang laut, menggambarkan gumuk pasir
yang ada di Parangtritis. Pasir yang terbawa ke laut dihempas kembali ke tepian
oleh gelombang laut dan setelah kering tertiup oleh angin tenggara yang cukup
kuat sehingga terbentuklah gumuk pasir itu. Gempa bumi yang terjadi di Bantul
dan sekitarnya 27 Mei 2006 lalu sempat merusak bangunan yang telah berdiri,
namun saat ini semua bangunan telah direnovasi dan sudah selesai. Pada tahun 2011 laboratorium Geospasial sudah
difungsikan.
Terletak di tengah
hamparan gumuk pasir, Laboratorium ini diharapkan menjadi objek wisata
pendidikan berbasis kebumian, pertanian, kelautan dan perikanan yang bisa dijadikan
daya tarik tersendiri untuk menarik pengunjung. Laboratorium ini merupakan
Laboratorium geospasial pesisir satu – satunya di Indonesia, hal ini tentu saja
akan menjadi peluang sekaligus tantangan untuk menjadikan laboratorium ini
bermanfaat dalam fungsinya sebagai tempat penelitian dan riset serta sebagai
objek daya tarik wisatawan.
VISI dan MISI
Lab Geospasial Pesisir Parangtritis :
VISI:
Terwujudnya pusat model penelitian bidang survei dan pemetaan
wilayah pesisir serta pusat informasi geospasial pesisir untuk mendukung
pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu dan lestari dengan pendekatan
geografis
MISI:
a.
Mengaplikasikan
dan mengembangkan IPTEK untuk mengkaji potensi sumberdaya pesisir bagi
kesejahteraan masyarakat
b.
Mengembangkan
inovasi riset aplikatif, pendidikan dan sosialisasi hasil-hasil temuan
penelitian wilayah pesisir.
c.
Mengembangkan
manfaat kekayaan sumberdaya pesisir Indonesia bagi masyarakat luas (lokal,
nasional, dan internasional)
Akses
untuk menuju Laboratorium Geospasial
Pesisir Parangtritis sama dengan akses menuju Pantai Parangtritis. Perjalanan
dari pusat kota Yogyakarta memerlukan waktu kurang lebih 45 menit. Sepanjaang
perjalanan k akan dimanjakan dengan pemandangan alam yang menakjubkan, hamparan
sawah yang hijau, pedesaan yang masih alami dan juga di sekitar laboratorium
anda akan melihat hamparan gumuk pasir dan Hutan Mangrove yang tumbuh di
sekitar gumuk pasir.
Hamparan pasir lembut yang
membentang luas di sepanjang barat Pantai Parangtritis Yogyakarta mengingatkan
seolah-olah sedang berada di
tengah-tengah gurun pasir yang sangat panas. Sejauh mata memandang hanya
ditemui pasir dan semak-semak rumput yang bergoyang dihempas angin. Udara
sangat panas apalagi ketika matahari di atas kepala . Di sana-sini terlihat
bukit kecil dan cekungan penuh pasir. Peristiwa itu bisa di temukan di seputar
Parangtritis Yogyakarta. Tidak perlu harus jauh-jauh pergi, misalnya ke Gurun
Sahara atau Gurun Gobi. Pesona gumuk pasir di Parangtritis memang tidak ada
duanya di pantai-pantai di Indonesia. Bahkan adanya gumuk pasir di kawasan
pantai Parangtritis ini diklaim sebagai satu-satunya gumuk pasir di daerah tropis. Hanya ada satu negara lain
yang memiliki gumuk pasir di daerah tropis yaitu Meksiko.
Adapun fasilitas lainnya
yang dimiliki Laboratorium Geospasial Pesisir Parangtritis adalah Mess (Rumah
Tinggal) yang diperuntukkan bagi peneliti yang sedang melakukan penelitian,
Mushola, Kantin, Tempat Parkir
Jam buka laboratorium
untuk mereka yang ingin berkunjung ke sini adalah 24 jam. Sedangkan jam buka
kantor dari jam 08.00 sampai 16.00. Mereka yang berminat untuk bermalam di
laboratorium ini, juga tersedia mess yang mampu menampung wisatawan sampai 80
orang. Selain mempelajari tentang gumuk pasir, pengunjung juga dapat menikmati
berbagai kejadian yang berhubungan dengan pantai dan pesisir di berbagai daerah
dan belahan bumi melalui video di ruang pertemuan.
Di laboratorium ini,
pengunjung dapat mengetahui dan mempelajari berbagai jenis pasir, karang laut
dan bebatuan pantai, proses terjadinya dan dinamika gumuk pasir di Parangtritis
serta melihat alat-alat yang digunakan untuk membuat peta. Juga dapat melakukan
penelitian tentang gumuk pasir itu sendiri, menikmati keunikan gumuk pasir,
melakukan kemping maupun outbond. Wisatawan yang berkunjung biasanya
berombongan, dan jarang pengunjung individu yang melakukan kunjungan.
Pengunjung akan dipandu
oleh petugas dengan memberikan penjelasan tentang proses terjadinya gumuk
pasir, penjelasan tentang isi museum dan proses pembuatan basis data
geospasial, memperlihatkan video berbagai kejadian tentang pantai dan pesisir.
Harga tiket masuk ke
Laboratorium Geospasial Pesisir Parangtritis adalah Rp. 3.000/orang dan belum
ada penarikan biaya parkir bagi kendaraan. Laboratorium ini buka setiap hari
selama 24jam namum apabila anda menginginkan penjelasan dari petugas maka hanya
bisa dilayani setiap hari kerja dari pukul 08.00 – 16.00
I. KESIMPULAN
Sebagian
wilayah pesisir Kabupaten Bantul merupakan wilayah pesisir. Wiasata budaya yang
terkenal di Yogyakarta yaitu Pantai Parangtritis, Parangkusumo, dan
Depok.kekayaan Parangtritis yaitu terdapat gumuk pasir. Monumen alam yang harus
dilestarikan semakin menyempit karena vegetasi tumbuhan ynag tumbuh diatasnya.
Laboratorium Geospasial Pesisir Parangtritis merupakan wujud kerjasama antara
Badan Informasi Geospasial (BIG) yang dulunya dikenal dengan nama Bakosurtanal,
dengan Fakultas Geografi UGM dan Pemerintah Kabupaten Bantul. Tugas utamanya
adalah melakukan riset yang berhubungan dengan segala sesuatu tentang
kepesisiran. Terdiri dari bagian utama,
yaitu: Kerucut sebagai lambang Gunung Merapi, lorong Pengetahuan sebagai lambang
sungai Opak dan sungai Progo, dan Gedung Pameran sebagai lambang gumuk pasir. Laboratorium
ini diharapkan menjadi objek wisata pendidikan berbasis kebumian, pertanian,
kelautan dan perikanan yang bisa dijadikan daya tarik tersendiri untuk menarik pengunjung.
Bantul, 17 Desember 2013
Pelapor
SITI APRIYANI
NIM. 12144600037
0 komentar:
Posting Komentar